INDONESIAONLINE – Eropa dikenal sebagai benua yang memiliki banyak stadion kolosal. Misalnya Wembley di Inggris atau Bernabeu di Spanyol. Stadion-stadion itu tidak hanya menawarkan kapasitas besar, tetapi juga mengintegrasikan teknologi terkini.
Tidak hanya di Inggris dan Spanyol. Negara-negara Eropa lainnya turut berlomba dalam membangun arena olahraga yang masif dan menakjubkan. Salah satu contoh ternama adalah Donbass Arena yang berlokasi di Donetsk, Ukraina.
Menurut laporan dari Ukrainian Institute, Donbass Arena merupakan salah satu stadion terbesar di negara tersebut. Proyek pembangunan dimulai pada tahun 2006 dan resmi dibuka pada 29 Agustus 2009. Arena ini kemudian menjadi markas baru bagi Shakhtar Donetsk, klub sepak bola paling sukses di kawasan itu.
Biaya Pembangunan
Pembangunan stadion berkapasitas 50.000 tempat duduk itu menghabiskan dana hingga US$ 400 juta. Angka fantastis tersebut menempatkan Donbass Arena sebagai salah satu stadion termahal yang dibangun di Eropa pada era modern.

Kehadiran Donbass Arena tidak hanya berfungsi sebagai simbol kemakmuran Ukraina, tetapi juga memamerkan kemampuan negara tersebut untuk menciptakan sebuah fasilitas olahraga yang mutakhir dan berteknologi tinggi.
Stadion itu telah digunakan sebagai salah satu venue utama dalam gelaran Piala Eropa 2012 yang diselenggarakan bersama oleh Polandia dan Ukraina.
Desain Arsitektur yang Luar Biasa
Perancangan Donbass Arena dipercayakan kepada Arup Sport, sebuah firma arsitektur kenamaan yang punya spesialisasi dalam desain dan konstruksi arena olahraga. Firma ini juga bertanggung jawab atas proyek-proyek besar lainnya, seperti Allianz Arena (Jerman) dan Etihad Stadium (Inggris).
Desain Donbass Arena menampilkan atap yang hampir menaungi seluruh area tempat duduk, meskipun sekitar 3.000 kursi di barisan paling depan dekat lapangan tidak sepenuhnya terlindungi. Ciri khas yang paling mencolok adalah penggunaan kaca pada fasadnya, memberikan tampilan yang mewah dan kontemporer. Sebanyak 3.108 panel kaca digunakan untuk menutupi total luas fasad yang mencapai 16.000 meter persegi.
Donbass Arena menjulang setinggi 54 meter dari permukaan lapangan ke titik tertingginya. Di atas lahan seluas 83.000 m2, fasilitas di dalamnya meliputi ruang media, ruang VIP, berbagai gerai makanan cepat saji, kafe, bar, museum klub, serta ruang operasional yang serba modern.
Lapangan sepak bola memiliki dimensi 105 x 68 meter. Rumput standar FIFA didatangkan langsung dari Slovakia dan menggunakan teknologi rumput hybrid yang unik karena dapat digulung saat tidak digunakan.
Kecantikan arsitektur tidak terbatas pada bangunan stadion saja. Sebuah taman seluas 13 hektare juga dibangun di sekitarnya. Terdapat pula sebuah bola air mancur raksasa berbobot 40,5 ton yang menjadi pusat perhatian di pintu masuk selatan stadion.
Pengakuan Global
Keunggulan desain dan arsitektur Donbass Arena diakui secara global melalui serangkaian penghargaan bergengsi. Pada tahun 2010, stadion ini memenangkan penghargaan Top Construction Site 2009 dari Donetsk Design & Construction Club. Penghargaan lain yang berhasil diraih mencakup Best International Mobotix Project 2009 dan Best Construction in Ukraine 2009. Semua pengakuan ini menegaskan kehebatan arsitektur Donbass Arena di mata dunia.
Kehancuran dan Kondisi Terkini
Sayangnya, kemegahan desain Donbass Arena tidak bertahan lama. Stadion ini kini mengalami kerusakan dan terbengkalai akibat konflik yang pecah antara Ukraina dan Rusia.
Invasi militer Rusia ke Ukraina Timur pada tahun 2014 mengakibatkan kerusakan parah pada beberapa bagian Donbass Arena, terutama setelah serangan pada Agustus dan Oktober 2014. Akibat eskalasi militer ini, Shakhtar Donetsk terpaksa angkat kaki dari markas mereka yang baru digunakan sekitar lima tahun, demi menjamin keselamatan pemain dan staf.
Stadion ini sempat dialihfungsikan menjadi pusat distribusi bantuan kemanusiaan bagi penduduk Donetsk yang terdampak tekanan militer Rusia. Namun, pada akhir tahun 2017, kendali atas stadion diambil alih oleh pihak Rusia.
Saat ini, kejayaan Donbass Arena hanya menjadi kenangan. Ribuan pohon dan bunga yang dulu menghiasi taman di sekitar stadion telah mengering dan mati karena tidak terawat. Salah satu stadion termegah di Eropa tersebut kini berada dalam kondisi terbengkalai. (rds/hel)













