INDONESIAONLINE – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang kembali meningkat memaksa Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menutup seluruh jalur pendakian mulai Rabu (19/11). Kebijakan ini diberlakukan setelah status gunung berapi tertinggi di Jawa tersebut dinaikkan dari level II (waspada) hingga mencapai level IV (awas).
Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha menjelaskan bahwa langkah penutupan diambil berdasarkan laporan terbaru Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang mencatat peningkatan signifikan pada aktivitas Semeru. “Merujuk informasi dari PVMBG terkait kenaikan status aktivitas Gunung Semeru dari level II ke level III hingga level IV, seluruh kegiatan pendakian dinyatakan ditutup,” ujar Rudi dalam keterangan tertulis, Kamis (20/11).
Keputusan ini dituangkan dalam surat resmi bernomor PG.17/T.8/TU/HMS.01.08/B/11/2025. Selain status bahaya, TNBTS juga mengikuti rekomendasi PVMBG mengenai radius aman, yaitu delapan kilometer dari puncak dan 20 kilometer sektoral ke arah selatan–tenggara.
Bagi pendaki yang telah memesan tiket melalui bromotenggersemeru.id, pihak taman nasional mempersilakan untuk melakukan penjadwalan ulang. “Kami mengimbau para calon pendaki, masyarakat, dan pecinta alam agar mematuhi zona berbahaya yang sudah ditetapkan PVMBG,” lanjutnya.
Hingga Rabu malam, tercatat 178 pendaki masih berada di kawasan Ranu Kumbolo dan belum dapat turun akibat kondisi cuaca hujan serta jalur yang gelap. Pranata Humas TNBTS Endrip Wahyutama menyampaikan bahwa lokasi tersebut berada di sisi utara sehingga relatif aman dari potensi awan panas yang bergerak ke arah selatan–tenggara.
“Karena situasi hujan dan minim pencahayaan, pendaki tetap bermalam di Ranu Kumbolo. Turun pada malam hari sangat berisiko,” jelas Endrip.
Seluruh pendaki dipastikan mulai melakukan perjalanan turun ke Ranupani pada Kamis (20/11/2025) pukul 08.00 WIB. TNBTS terus berkoordinasi dengan para pemandu pendakian dari PPGST, memastikan seluruh kegiatan berjalan aman dan terpantau.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani merinci bahwa 178 orang yang bermalam di Ranu Kumbolo terdiri dari 137 pendaki, 1 petugas, 2 saver, 7 anggota PPGST, 15 porter, dan 6 personel dari Kementerian Pariwisata. Ia menegaskan bahwa evakuasi malam hari tidak dianjurkan karena jalur licin, minim penerangan, serta terdapat titik-titik rawan longsor. Karena itu, pendaki diminta bertahan sembari bersiap apabila situasi mengharuskan proses evakuasi lebih cepat. (bn/hel)
