INDONESIAONLINE – Surat terbuka untuk Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas mendadak ramai diperbincangkan. Surat terbuka tersebut dibuat oleh Musyfiqur Rohman pemilik akun Twitter @syahdaka.

Surat tersebut secara lugas menelanjangi para pejabat yang disebutnya korup dan kerap mengeksploitasi para santri dalam berbagai ajang atau lomba. Seperti dalam lomba Musabaqah Qira’atul Kutub (MQK) Provinsi Jawa Timur 2023.

“Mengapa santri seringkali dieksploitasi, gus @YaqutCQoumas? Cc: @KhofifahIP @EmilDardak @kemenag_jatim dan tak lupa Prof. @mohmahfudmd yang banyak tahu bobroknya tata kelola birokrasi Kemenag,” cuit Musyfiqur mengawali utas Twitternya.

Dari pembukaan utas twitter tersebut Musyfiqur mulai menceritakan bahwa MQK sejak 2011 tidak pernah memberikan apresiasi kepada pemenang.

Pada 2011, Musyfiqur mengaku masih kelas IX MTs. Saat itulah kali pertama, Musyfiqur mengikuti kompetisi MQK se-Jawa Timur, cabang lomba Debat Bahasa Arab. Di situlah awal perjumpaan Musyfiqur dengan Habib Hanif, yang waktu itu mewakili PP. Dalwa dan meraih juara 1.

“Tim kami juara 5,” cuitnya dengan mengunggah foto piagam penghargaan MQK Jatim 2011.

Menurut Musyfiqur, MQK yang bertempat di Nurul Qadim, Probolinggo kala itu merupakan perhelatan yang ke-3 dari program @Kemenag_RI bagian Pendidikan Islam (Pendis). Secara konsep, menurut dia sangat bagus, sebab santri dari seantero negeri “diadu” secara terbuka dari tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.

“Saya yang waktu itu merupakan salah satu peserta “paling belia” di cabang lomba debat, tak bisa membayangkan berapa besar dana yang digelontorkan untuk “megakompetisi santri” antar pondok pesantren ini,” ungkapnya.

Baca Juga  Cegah Kecelakaan dengan Kereta Api, Ngawi Akan Bangun 26 Titik Palang Pintu

Dan ketika seluruh kafilah dari berbagai kota se-Jawa Timur berkumpul di satu titik, di situlah Musyfiqur mulai menyadari ada yang tidak beres dengan tata kelola pendelegasian lomba ini.

“Saya bisa melihat ada banyak kejomplangan yang sangat mudah terlihat dari masing kafilah,” katanya.

Dalam kontestasi itu, menurut Musyfiqur ada kafilah yang tampak sangat gagah, berkostum mewah, dan dibekali uang saku yang lumayan. Namun, ada juga kafilah yang hanya berkostum gagah, tapi tanpa uang saku. Ada juga yang sebaliknya, kafilah yang tidak mendapat uang saku dan tidak pula mendapat kostum.

“Anda bayangkan Gus @YaqutCQoumas, kafilah lomba yang mewakili kotanya hanya diperlakukan seperti “kerbau”, dipaksa bekerja ekstra agar bisa meraih juara dan mengharumkan nama kotanya. Ketika juara, mereka hanya diajak foto bersama, lalu dunia gelap gulita; tak ada apresiasi,” ungkap Musyfiqur sambil menandai akun Twitter Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas.

Lantas pada 2013, Musyfiqur mengaku kembali mengikuti MQK ke-4 untuk cabang lomba yang sama. Dan kali ini, Musyfiqur bersama tim baru yakni formasi alumni FTT UI 2012.

“Isi timnya, saya sendiri, @lanceng94 dan Rozi. Kali ini nasib kami cukup baik, alhamdulillah berhasil meraih juara 2,” kata Musyfiqur.

Sementara itu di tingkat Ulya (SMA), cabang lomba baca kitab Tarikh Ibn Hisyam, teman Musyfiqur yang juga seorang aktivis NU, @Fathunnur9499 berhasil meraih juara 3. Dan masih banyak teman-teman Musyfiqur lainnya yang menang dari kota lain.

Baca Juga  891 Personel Polres Ngawi Jalani Vaksinasi Booster 

“Setiap kali pejabat yang berwenang ditanya soal uang apresiasi, alasannya aneh: ‘Sedang ada pergantian kepala kantor wilayah Jatim.’ Pokoknya Jatim itu sangat korup! Heran dah,” ungkapnya.

“Di sini saya juga ingin mengoreksi guru kami, Kiai Afifuddin, bahwa @Kemenag_RI @kemenag_jatim bukan hanya satu dua kali menelantarkan para santri berprestasi, tapi sudah tak terhitung. Miris memang,” imbuhnya.

Cuit tersebut sebagai bagian dari protes yang dilontarkan oleh Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Afifudin Muhajir melalui akun Facebooknya.

Mellas. Kalau benar, ini sudah kedua kalinya MQK kelas provinsi tidak ada uang apresiasi. Sekali lagi, kalian mencetak hattrick,” ungkap Wakil Pengasuh Pondok Pesantrem Salafiyah Syafiyah Sukorejo, Situbondo tersebut.

Berikut surat terbuka Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas:

Yth. Gus @YaqutCQoumas

Mungkin @Kemenag_RI harus banyak belajar kepada @PKSejahtera, bagaimana mengapresiasi santri berprestasi secara layak. 

Saya dan Anda mungkin tidak suka PKS (jujur, tak ada partai yang saya suka), tapi PKS tahu cara mengapresiasi santri dengan baik.

Gus @YaqutCQoumas, ini baru soal uang apresiasi, belum lagi soal-soal lainnya, seperti proses seleksi di tingkat daerah, kemudian proses pembekalan hingga pendelegasian yang selalu penuh dengan drama-drama aneh.

Selama ini, santri hanya hidup dalam gema slogan para pejabat dan politisi. Kini, sudah saatnya santri menolak untuk menjadi objek eksploitasi para pejabat korup. Santri harus bangkit. LAWAN!!! (bn/dnv).