INDONESIAONLINE – Mati tentu sudah menjadi takdir manusia yang ditetapkan Allah SWT. Semua mahluk ciptaan Allah pun dipastikan akan mati dan tidak ada seorang pun yang dapat menghindar, baik ia dewasa, anak-anak bahkan bayi sekalipun. Berbicara tentang anak atau bayi, lantas, ketika meninggal, bagaimana kedudukan mereka di akhirat?.
Dari ensiklopedia Al Fatih, Rasulullah SAW menggambarkan mereka dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah arwah anak-anak dari kelompok orang-orang tak beriman.
Mereka akan menjadi pelayan-pelayan di surga dan bebas hidup di dalam surga tanpa memperdulikan ibu dan bapak mereka.
Yang kedua adalah kelompok anak-anak orang Soleh, termasuk juga bayi yang keguguran. Mereka akan ditempatkan di surga Allah, di gunung yang indah. Mereka dijaga oleh Nabi Ibrahim AS dan Sarah AS. Mereka senantiasa berada dalam kekenyangan dan tak pernah kehausan.
Mereka pun malah senantiasa berdoa kepada Allah agar bisa berdampingan dengan bapak dan ibunya karena tak berkesempatan melakukannya di dunia. Hadis Ibn Abu I’ Dunya, ” Di Surga terdapat sebuah pohon, yaitu pohon thuba yang semuanya dapat menikmati susunya termasuk bayi-bayi yang meninggal dunia yang masih menyusu dan pengasuh mereka ialah Nabi Ibrahim Khalilullah. Bagi anak kecil yang tidak Lagi menyusu, akan ditempatkan di dalam perut burung-burung berwarna hijau dan berterbangan di dalam surga”.
Bila tiba saatnya semua orang akan menempati posisinya masing-masing, baik itu di surga atau di neraka, anak-anak kecil tadi belum memasuki surga. Apabila malaikat berbuat demikian atau memasukkan mereka ke surga, mereka menjawab,” Kami tidak akan masuk sebelum bertemu dengan arwah ibu dan bapak kami, kami ingin masuk ke surga bersama mereka”.
Jika malaikat memberitahu bapak dan ibunya berada di neraka, maka mereka akan terus menangis. “Jika di dunia kami tidak sempat bersama-sama ibu dan bapak kami, kenapa di akhirat juga kami tidak boleh bersama mereka?. Izinkan kami memberi syafaat kepada ibu dan ayah kami, untuk kami masuk ke dalam surga Allah”.
Rahmat Allah pun turun dan memerintahkan malaikat untuk mengambil bapak ibu mereka yang berada dalam neraka. Dengan syafaat yang diperoleh, lalu mereka masuk bersama bapak ibunya ke dalam surga. Mereka kemudian akan memegang tangan ibu bapak mereka menuju ke surga Allah.
Anak yang meninggal namun belum baligh, maka tak bisa lepas dari dua keadaan. Baik itu anak dari kaum beriman maupun kaum tidak beriman.
Anak dari kaum beriman, ulama sepakat mereka di dalam surga, Rasulullah bersabda, “tidaklah ada seorang muslim yang tiga anaknya meninggal dalam kondisi belum baligh, kecuali Allah akan memasukkan orang tuanya ke dalam surga dengan keutamaannya kepada anak-anak tersebut,” (HR Al Bukhari 1381).
Adapun dari anak-anak kaum kafir atau murtad, terdapat tiga pendapat para ulama. Pertama masuk neraka, kedua tak berpendapat, dan pendapat ketiga masuk ke dalam surga. Namun yang shahih dalam hal ini adalah pendapat ke tiga.
Dalam sebuah riwayat Shahih Al Bukhari 944, Nabi SAW pernah bermimpi melihat anaknya beliau, Ibrahim di surga dalam kondisi dikelilingi olah anak-anak. Lalu Nabi SAW berkata tentang anak-anak tersebut. “Mereka adalah anak-anak yang dilahirkan dalam kondisi fitrah. “Lalu para sahabat bertanya, ‘wahai Rasulullah (bagaimana dengan) anak-anak orang musyrikin?'”.
Rasulullah SAW kemudian menjawab,” dan anak-anak orang musyrik termasuk dari anak-anak yang dilahirkan dalam kondisi fitrah”.
Imam An Nawawi Rahimahullah berkata, ” pendapat ini (pendapat ketiga) merupakan pendapat yang shahih (benar) yang merupakan pendapat para ulama ahli Tahqiq. Sesungguhnya mereka termasuk penghuni surga” (Syarah Shahih Muslim 16/208).