JATIMTIMES – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang hingga saat ini masih terus waspada terhadap potensi terjadinya bencana. Hal tersebut juga dipengaruhi kondisi iklim yang terjadi saat ini. Yang pada kondisi tertentu, juga mengakibatkan cuaca menjadi ekstrim. 

Berdasarkan catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, sejak Januari hingga November 2021 ini, ada sebanyak 200 bencana yang terjadi. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi dalam sejarah di Kabupaten Malang.

Baca Juga :
Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 28 November 2021, Kedok Irvan Mulai Terbongkar

“Belum pernah dalam sejarah BPBD Kabupaten Malang tercatat sebanyak itu,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Minggu (28/11/2021). 

Sadono menyebut, hal itu salah satunya tentu dipengaruhi oleh faktor dan iklim yang terjadi saat ini. Selain itu, menurutnya, banyaknya kejadian bencana yang tercatat, kemungkinan juga karena sistem informasi kebencanaan BPBD yang sudah mulai dapat diterima di seluruh wilayah. 

Baca Juga  Sapi Kurban Dewi Perssik Ditolak Ketua RT, Polisi Turun Tangan

“Dan pos lapang kami karena sudah beberapa tahun berjalan mulai dipahami oleh wilayah atau desa. Sehingga pelaporan dan penanganan lebih cepat. Selain memang kondisi iklim di 2021 ini, dengan adanya La Nina di awal tahun dan akhir tahun ini berdampak terhadap beberapa kejadian bencana,” terang Sadono. 

Dari koordinasi yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Malang dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca seperti ini diprediksi bakal terjadi hingga awal tahun 2022 mendatang. 

“Puncak di bulan Januari dan Februari,” imbuh Sadono. 

Baca Juga :
Gus Yani: Museum Digital Masmundari Pelopor di Gresik

Untuk itu, BPBD Kabupaten Malang mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap bencana yang kemungkinan terjadi. Sesuai dengan kondisi geografis dan potensi bencana di wilayah masing-masing.

Baca Juga  Jelang Satu Abad dan Tempat Lahir NU, Wali Kota Eri Ingin Surabaya Jadi Tuan Rumah Muktamar ke-35

“Masyarakat lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrim yang terjadi saat ini. Dan potensi terhadap dampaknya. Atau potensi bencana hidrometeorologi. Karena masyarakat juga lebih peka terhadap lingkungannya,” pungkas Sadono.

Sebagai informasi, dari total 200 bencana yang terjadi hingga penghujung tahun 2021 ini, bencana yang paling banyak terjadi adalah bencana tanah longsor, yang terjadi sebanyak 89 kali. Sementara bencana lainnya adalah angin kencang sebanyak 33 kali, banjir 18 kali, gempa bumi 50 kali dan pohon tumbang terjadi sebanyak 10 kali.


Pewarta

Riski Wijaya

Editor

Sri Kurnia Mahiruni