INDONESIAONLINE – Tiongkok masih mendominasi pasar impor nonmigas di Jawa Timur (Jatim) pada April 2024. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Tiongkok menyumbang 29,81 persen dari total impor nonmigas Jatim dengan nilai mencapai USD 501,09 juta.
Mesin dan peralatan mekanis (HS 84) menjadi komoditas impor utama dari Tiongkok dengan nilai USD 60,16 juta. Impor besi dan baja (HS 72) dari Tiongkok juga mencapai nilai USD 39,91 juta.
“Nilai impor nonmigas dari Tiongkok bulan April 2024 mencapai nilai sebesar USD 501,09 juta,” tulis BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Senin (10/6/2024).
Amerika Serikat (AS) berada di urutan kedua sebagai negara asal barang impor Jatim terbesar dengan kontribusi 7,24 persen atau senilai USD 121,66 juta. Thailand menyusul di urutan ketiga dengan kontribusi 4,79 persen atau senilai USD 80,49 juta.
Secara keseluruhan, impor nonmigas dari negara-negara ASEAN mencapai USD 237,99 juta, turun 12,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Thailand menjadi negara utama asal impor nonmigas dari kawasan ASEAN dengan nilai USD 80,49 juta.
“Di kawasan ASEAN, Thailand menjadi negara utama asal impor nonmigas dengan nilai USD 80,49 juta atau sebesar 4,79 persen dari total impor nonmigas. Selanjutnya diikuti Vietnam dengan nilai USD 68,50 juta denganperanan sebesar 4,07 persen,” tulis BPS Jatim.
Impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai USD 75,63 juta, turun 6,24 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jerman menjadi negara utama asal impor nonmigas dari kawasan Uni Eropa dengan nilai USD 25,92 juta.
Impor Nonmigas Kumulatif Januari-April 2024
Selama empat bulan pertama tahun 2024, impor nonmigas dari ASEAN mencapai USD 1.034,53 juta, dengan Thailand sebagai negara utama dengan nilai USD 355,19 juta. Impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai USD 350,33 juta, dengan Jerman sebagai negara utama dengan nilai USD 106,64 juta (mcm/dnv).