INDONESIAONLINE – Hubungan diplomatik Turki dan Israel memanas. Sampai-sampai Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen menyampaikan  pihaknya menarik diplomat di Turki usai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Israel penjahat perang.

Penarikan diplomat itu disampaikan melalui akun X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter). Penarikan mundur itu sebagai langkah untuk menilai kembali hubungan diplomatik antara Israel dan Turki.

“Mengingat pernyataan serius yang datang dari Turki, saya telah memerintahkan kembalinya perwakilan diplomatik dari sana untuk melakukan evaluasi ulang terhadap hubungan antara Israel dan Turki,” kata Cohen seperti dilansir dari BBC, Minggu (29/10/2023).

Sementara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Israel memiliki “tentara paling bermoral di dunia”. Dia juga memperingatkan untuk tidak sembarang menuduh negaranya sebagai penjahat perang.

“Jangan menuduh kami melakukan kejahatan perang. Jika Anda berpikir bahwa Anda dapat menuduh tentara kami melakukan kejahatan perang, itu adalah kemunafikan. Kami adalah tentara yang paling bermoral di dunia,” ujar Netanyahu.

Dia menambahkan Pasukan Pertahanan Israel mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi warga sipil. Netanyahu juga menuduh Hamas melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan “menggunakan rakyat mereka sebagai tameng manusia”.

Baca Juga  Perang Hamas-Israel: Negara Mana Saja yang Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza?

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan Türki akan mendeklarasikan Israel sebagai penjahat perang kepada dunia.

Dilansir Agency Anadolu, Minggu (29/10/2023), hal itu disampaikan Erdogan pada “Pertemuan Besar Palestina”, sebuah demonstrasi pro-Palestina di Istanbul. Dengan tegas, Erdogan menyatakan bahwa Israel merupakan penjahat perang.

“Israel, kami juga akan menyatakan Anda sebagai penjahat perang kepada dunia, kami sedang mempersiapkannya, dan kami akan memperkenalkan Israel kepada dunia sebagai penjahat perang,” kata Erdogan.

Erdogan menekankan bahwa dunia Barat memobilisasi politikus dan media untuk melegitimasi pembantaian orang-orang tak bersalah di Gaza. Dia juga menyebut Israel sebagai penjajah.

“Israel melakukan kejahatan perang,” tegasnya.

“Barat berhutang kepada Anda, namun Turki tidak berhutang kepada Anda,” imbuh Erdogan.

Erdogan juga menyentil mereka yang menitikkan air mata buaya untuk warga sipil yang tewas dalam perang Ukraina-Rusia, namun diam saat menyaksikan kematian ribuan anak tak berdosa di Gaza. Menurutnya, penyebab utama pembantaian di Gaza adalah negara-negara Barat.

“Saya bertanya kepada Barat, apakah Anda ingin menciptakan suasana Perang Salib yang lain?” tanyanya, seraya menambahkan: “Penyebab utama di balik pembantaian yang terjadi di Gaza adalah pihak Barat.”

Baca Juga  Perang Hamas vs Israel Seret 10 Negara Timur Tengah ke Pusaran Konflik

“Tentu saja, setiap negara berhak membela diri, tapi di mana keadilannya? Tidak ada pertahanan selain pembantaian terbuka dan keji yang terjadi di Gaza,” kata Erdogan.

Erdogan menilai, semua orang tahu bahwa Israel adalah pion di kawasan yang akan dikorbankan ketika saatnya tiba.

“Saya bilang di Davos, Anda tahu cara membunuh. Mereka tahu betul cara membunuh,” ujar dia.

Erdogan pun memberi hormat pada “tekad rakyat Gaza” untuk tidak meninggalkan rumah dan kota mereka dalam menghadapi pemboman yang dilakukan oleh penindas.

Seperti diketahui, Israel terus membombardir Gaza pasca Hamas menyerang negara tersebut pada 7 Oktober lalu. Korban tewas di Israel berjumlah 1.400. Sementara, di Gaza lebih dari 8 ribu orang tewas, di mana perempuan dan anak-anak berada di antaranya.

Terbaru, Israel bahkan disebut menggunakan bom fosfor putih yang sejatinya dilarang secara internasional berdasarkan Konvensi Jenewa 1980. Warga Gaza bahkan menggambarkan situasi malam di kotanya bak krematorium dan holocaust sesungguhnya. (mut/hel)