UIN Malang Tingkatkan Kapasitas Musyrif-Musyrifah Ma’had Mahasiswa Baru

Peserta workshop foto bersama usai acara di UIN Maliki Malang.

INDONESIAONLINE – Pusat Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menyelenggarakan workshop Pengembangan Sumber Daya Musyrif/ah (PSDM), Selasa, (25/7/2023). Workshop ini menjadi upaya dalam meningkatkan kapasitas musyrif dan musyrifah.

Mudir Pusat Ma’had Al-Jami’ah Dr H Badruddin Muhammad MHI menyampaikan ma’had
menjadi peran vital. Ma’had merupakan lembaga yang bertugas dan mempunyai tanggung jawab guna memberikan pelayanan keagamaan kepada para mahasiswa baru selama satu tahun berada di ma’had.

Untuk itu, sumber daya musyrif dan musyrifah harus memiliki kemampuan ataupun kompetensi yang mumpuni dan mampu melaksanakan tugas serta tanggung jawab dengan baik. Para sumber daya musyrif dan musyrifah nantinya akan disebar pada ma’had yang ada di UIN Maliki Malang, yakni ke ma’had yang ada di kampus 1, kampus 2 dan ma’had kampus 3.

“Dan yang terbaru adalah (ma’had) kampus 3 yang akan selesai dibangun pada Agustus mendatang, sehingga akan bisa segera ditempati,” jelasnya.

Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof Dr HM.  Zainuddin MA menyampaikan bahwa menjadi seorang musyrif dan musyrifah tentunya memiliki banyak manfaat positif. Selain memiliki pemahaman agama yang baik, tentu  dapat meningkatkan kemampuan leadership maupun manajemen yang lebih baik.

Workshop PSDM ini berlangsung di aula rektorat lantai 5. Diikuti oleh 322 peserta, yang terdiri dari musyrif/ah, santri tahfiz, dan takmir masjid.

Peserta workshop ini tentunya merupakan peserta yang terpilih dan telah mengikuti serangkaian seleksi, mulai dari administrasi, membaca Alquran, tes tulis dan interview.

Salah satu peserta yang mengikuti workshop PSDM ini, Ramadhani, menyampaikan bahwa dirinya sangat bersyukur dapat menjadi seorang musyrif. Adanya workshop akan membuat semangat dan niat lebih tertata lagi. Sehingga, ketika mengabdi sebagai seorang musyrif, dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Ramadhani,mendapatkan amanah menjadi musyrif di ma’had kampus 3. Meskipun jaraknya cukup jauh dari kampus 1 yang menjadi lokasi perkuliahan Ramadhani, hal tersebut tak membuatnya malas dan tetap semangat untuk memberikan yang terbaik.

“Periode tahun ini, saya diamanahi untuk menjadi musyrif di Mahad Kampus 3 yang mana cukup  jauh dari tempat perkuliahan saya di kampus 1. Meskipun dengan jarak yang jauh, tidak membuat saya putus semangat dalam mengabdi di Ma’had Sunan Ampel Al Aly (MSAA),” jelasnya.

Sementara itu, workshop PSDM diisi dengan penyampaian materi terkait pembinaan ta’lim dan sistem akademik ma’had. Materi pertama disampaikan oleh Kkai Syuhadak, yakni terkait ta’lim afkar.

Disampaikannya bahwa ta’lim afkar diberikan kepada mahasantri di ma’had atas dasar 4 pilar UIN Maliki Malang, yaitu kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu, serta kematangan profesional.

Materi berikutnya disampaikan oleh Kiai Hasyim. Materi yang dipaparkan terkait ta’lim Alquran. Dalam penyampaiannya, ta’lim Alquran ini terdiri dari 6 jenis, yaitu ta’lim itu sendiri, tashih, tadarus Alquran, bengkel baca Alquran, wisuda juz amma, dan evaluasi.

Dan materi terakhir tentang sistem akademik ma’had. Hal ini berkaitan dengan presensi mu’allim dan mu’allimah, baik secara online ataupun secara manual oleh musyrif dan musyrifah, presensi mahasantri, serta perekapan nilai. Materi ini disampaikan oleh Ustad Ahmad Subeh. (as/hel)

ma"had UIN MalangUIM Maliki Malanguin malangUIN Maulana Malik Ibrahim