INDONESIAONLINE –  Terjadi penurunan jumlah sampah di Kota Malang setiap hari yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang. Hal itu karena ada upaya dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang melalui tempat pengolahan sampah reduce, re-use, recycle (TPS 3R) Velodrome.

Lokasi TPS 3R Velodrome berada di Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Dari tempat tersebut, setidaknya kurang lebih ada 22 ton sampah yang terkumpul di TPS 3R Velodrome.

Berkat TPS 3R itu, setidaknya ada 16 ton yang terbuang ke TPA Supit Urang. Artinya berkurang sekitar enam ton sampah yang telah diolah TPS 3R Velodrome.

Di TPS 3R Velodrome, sampah organik ataupun anorganik diolah sedemikian rupa. Di situ, tercatat ada 12 pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan memilah sampah. Ke-12 pekerja pemilah sampah itu sendiri adalah warga Kelurahan Madyopuro.

Pembina TPS 3R Velodrome Hari Wijayanto menjelaskan bahwa pemilahan sampah itu mulanya datang dari 72 gerobak sampah yang setiap hari datang ke TPS 3R. Setiap gerobak itu kemudian menuju tempat pemilahan sampah. “Di sana petugas akan memilah sampah mana yang bisa didaur ulang dan tidak,” kata Hari.

Baca Juga  DLH Kota Malang Bangun Dua Taman Cantik di Kayutangan Heritage

Hari menjelaskan, pemilahan sampah yang bisa didaur ulang dilakukan tidak sembarangan. Sebab,  ada enam jenis sampah yang bisa didaur ulang. Contohnya jenis PET (polyethylene terephthalate) seperti botol air mineral atau botol minyak kayu putih atau juga HDPE (high fensy polyethylene) seperti botol susu, tutup botol mineral, dan  botol sampo. “Itu kami pisahkan enam jenis plastik dan warnanya pun kami pisahkan. Kalau oranye ya oranye, biru ya biru,” ungkap Hari.

Selain dipisahkan, beberapa sampah yang didaur ulang itu dicuci, dikeringkan, lalu juga dicacah. “Kami cacah juga plastiknya. Tujuannya agar ketika dijual itu lebih mahal daripada dijual secara utuh,” ujar Hari.

Tak hanya plastik. Sampah jenis kertas pun  turut dipisahkan. Setelah dilakukan pemilahan sampah, beberapa sampah yang bisa dijadikan kompos juga dipisahkan.

“Kompos juga kami pisahkan. Nantinya kami jual untuk operasional TPS 3R ini seperti mengecat, membayar listrik dan sejumlah kebutuhan lainnya,” kata Hari.

Pasca-dipisahkan, sampah yang tidak bisa didaur ulang akan dipindah ke mesin pres sampah. Pengepresan sampah itu membuat sampah menjadi kering dan bentuknya kubus. Dari situ secara berat berkurang dan air dari sampah juga dihilangkan.

Baca Juga  DLH Turunkan Ratusan Petugas Jaga Taman-Taman Kota Malang saat Libur Lebaran

“Ya akhirnya berkurang (kadarnya). Setiap hari satu truk itu dua kali balik untuk membawa sampah ke TPA Supit Urang dengan bentuk kubus dan sudah kering,” kata Hari.

Terpisah, Penyuluh Lingkungan Bidang Persampahan DLH (Dinas Lingkuggan Hidup) Kota Malang Budi Heryanto menjelaskan bahwa TPS 3R sudah ada dari tahun 2011 lalu. Namun, baru optimal pada era Wali Kota Sutiaji.

Menurut Budi, TPS 3R Velodrome termasuk TPS 3R yang cukup bagus dalam pengolahan sampah. Mesin pres sampah dari Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) yang digunakan di TPS 3R Velodrome ini digunakan secara optimal. Dalam hal ini, Pemkot Malang melalui DLH Kota Malang hanya mengawali dengan pendampingan.

“Jadi, di sana itu DLH juga mendampingi. Awalnya kami ajari, kami beri arahan. Sekarang yang mengoperasikan ya warga sekitar sendiri dan itu membantu pengurangan sampah,” ungkap Budi. (hs/hel)