NDONESIAONLINE – Voting Dewan Keamanan (DK) PBB terkait resolusi untuk menghentikan perang Israel vs Hamas kembali ditunda untuk kesekian kalinya. Adapun seruan gencatan senjata kemanusiaan ini ditunda karena para anggota berselisih mengenai kata-kata ‘resolusi’, sementara jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat.

Perdebatan di markas besar PBB pada Rabu (20/12) waktu setempat itu terjadi dengan latar belakang memburuknya kondisi di Gaza, di mana seorang pejabat senior PBB mengatakan bahwa langkah Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan ‘jauh dari kebutuhan’ yang semakin meningkat.

“Dewan Keamanan telah sepakat untuk melanjutkan negosiasi hari ini untuk memberikan waktu tambahan untuk diplomasi. Dan kepresidenan akan menjadwalkan ulang adopsi tersebut untuk besok (Kamis) pagi (waktu setempat),” kata Jose Javier De La Gasca Lopez-Dominguez dari Ekuador, yang memegang jabatan presiden bergilir di DK PBB, seperti dilansir AFP, Jumat (22/12/2023).

Baca Juga  Hari Pertama Ujicoba Rekayasa Lalin Kayutangan Heritage, Titik yang Kerap Macet Terbilang Lancar

Para anggota dewan telah bergulat selama berhari-hari untuk menemukan titik temu mengenai resolusi tersebut. Voting resolusi ini telah ditunda beberapa kali sepanjang hari Selasa, setelah ditunda pada hari Senin.

Alotnya pembahasan salah satunya karena Israel, yang didukung oleh sekutunya Amerika Serikat (AS), yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan yang memegang hak veto, menentang penggunaan istilah ‘gencatan senjata’.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak akan ada gencatan senjata di Gaza sampai Hamas ‘dilenyapkan’.

Akan tetapi, Rusia dan Liga Arab meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Israel untuk mengakhiri pertempuran, memanfaatkan Forum Kerja Sama Rusia-Arab di Maroko untuk menyerukan gencatan senjata.

Baca Juga  Negara-Negara Arab Desak AS Minta Israel Gencatan Senjata di Gaza

Richard Gowan, seorang analis di International Crisis Group, menyebut jika sebelum penundaan terbaru ini bahwa “setiap orang pada dasarnya terjebak menunggu untuk melihat apa yang akan dilakukan AS.”

“Sepertinya diplomat AS pun tidak tahu bagaimana kisah ini akan berakhir,” tambahnya.

Perselisihan minggu ini terjadi setelah kebuntuan awal bulan ini ketika Amerika Serikat, meskipun ada tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, memveto penerapan resolusi Dewan Keamanan mengenai perang antara Israel dan Hamas.

Resolusi tersebut menyerukan ‘gencatan senjata kemanusiaan segera’ di Jalur Gaza, di mana Israel terus melakukan serangan mematikan sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya.