INDONESIAONLINE –  Amerika Serikat dan negara sekutu Arabnya tampak terpecah belah akibat serangan militer Israel di Gaza yang hendak mengalahkan Hamas.

Washington bersama Israel menolak desakan negara-negara Arab agar segera melakukan gencatan senjata meski jumlah korban tewas di kalangan warga sipil Palestina meningkat.

Di sisi lain, melansir Reuters Minggu (5/11/2023), dalam sebuah demonstrasi yang jarang terjadi, para menteri luar negeri Arab pada konferensi pers mendesak Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk membujuk Israel agar menyetujui gencatan senjata. Namun diplomat tinggi AS menolak gagasan tersebut dan mengatakan gencatan senjata hanya akan menguntungkan Hamas. Sehingga memungkinkan kelompok bersenjata Palestina itu untuk berkumpul kembali dan menyerang lagi.

Blinken dijadwalkan akan melanjutkan perjalanannya yang kedua ke Timur Tengah pada hari ini, Minggu (5/11/2023), sejak konflik Israel-Palestina memanas.

Sebagai informasi, Israel sejak 7 Oktober menyerang Gaza dari udara, melakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat. Hal ini memicu kekhawatiran dunia terhadap kondisi kemanusiaan di wilayah Gaza. Menurut pejabat kesehatan Gaza hingga Sabtu, (4/11/2023) serangan Israel telah menewaskan lebih dari 9.488 warga Palestina.

Kantor berita Palestina WAFA melaporkan 51 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam pemboman Israel terhadap kamp pengungsi Maghazi di Gaza pada Sabtu (4/11/2023) malam.

Meningkatnya jumlah kematian warga sipil telah membuat dunia internasional mendesak agar Israel melakukan gencatan senjata. Sejauh ini Israel mengabaikannya, meskipun Blinken telah berusaha membujuk pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan jeda lokal demi kemanusiaan. Pemimpin Israel menolak gagasan itu setelah dia bertemu Blinken pada hari Jumat (3/11/2023).

Pada Sabtu (4/11/2023), Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi ada kemajuan progres agar diadakannya jeda kemanusiaan. Di mana jeda kemanusiaan itu memungkinkan warga Palestina mendapatkan bantuan dari negara Pro Palestina.

Belum diketahui sampai kapan Biden bisa menolak usulan jeda kemanusiaan itu. Di mana saat ini, demo besar-besaran pro Palestina terjadi di kota-kota di seluruh dunia, termasuk London, Berlin, Paris, Istanbul dan Washington, untuk menuntut gencatan senjata. Termasuk di Indonesia.

Baca Juga  153 Negara Sepakati Resolusi Gencatan Senjata di Gaza: AS dan Israel Menolak

“Perang ini hanya akan menimbulkan lebih banyak penderitaan bagi warga Palestina, bagi Israel, dan ini akan mendorong kita semua kembali ke dalam jurang kebencian dan dehumanisasi. Jadi, hal itu perlu dihentikan,” kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi.

Saksi mata Palestina mengatakan Israel menyerang sekolah Al-Fakhoura di Jabalia, tempat ribuan pengungsi tinggal, pada Sabtu (5/11/2023) pagi. Militer Israel mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa pihaknya tidak menargetkan lokasi tersebut. Tetapi ledakan tersebut mungkin disebabkan oleh tembakan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) yang ditujukan ke sasaran lain.

Para pemimpin Arab juga tampak enggan memberikan komentar komprehensif mengenai masa depan Gaza. Pempimpin Arab menyebutkan bahwa fokusnya saat ini tetap pada penghentian perang.

“Ini terlalu dini untuk saat ini,” kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.

“Anda harus berkonsentrasi pada masalah yang ada,” imbuhnya, mengacu pada bantuan kemanusiaan untuk Gaza dan penghentian permusuhan.

Blinken juga menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang saat ini banyak terdapat warga sipil Palestina. “Ini adalah masalah serius yang semakin memburuk sejak konflik tersebut,” kata diplomat AS tersebut.

“Pelaku harus dimintai pertanggungjawaban,” kata Blinken, yang diperkirakan tiba di Ankara pada Minggu (5/11/2023) malam dan mengadakan pertemuan dengan pejabat senior Turki Senin (6/11/2023).

Tahun ini merupakan tahun paling mematikan bagi penduduk Gaza Tepi Barat. Dalam setidaknya 15 tahun terakhir, sekitar 200 warga Palestina dan 26 warga Israel tewas, menurut data PBB. Sebanyak 121 warga Palestina di Tepi Barat lainnya telah terbunuh sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

Serangan harian yang dilakukan oleh pemukim Israel meningkat lebih dari dua kali lipat, menurut data PBB. Meskipun sebagian besar kematian terjadi selama bentrokan dengan tentara IDF.

Militer Israel mengatakan pihaknya berusaha membendung kekerasan dan melindungi warga sipil Palestina.

Baca Juga  Sombongnya Israel, Klaim Air Hujan Miliknya Sendiri

Memburuknya kekerasan di Tepi Barat telah memicu kekhawatiran bahwa wilayah Palestina yang menjadi titik konflik bisa memicu perang yang lebih luas. Sebab selain perbatasan utara Israel, bentrokan antara pasukan Hizbullah Lebanon juga meningkat.

Utusan Khusus AS David Satterfield pada hari Sabtu mengatakan di Amman bahwa antara 800.000 hingga satu juta orang telah pindah ke selatan Jalur Gaza. Sementara 350.000-400.000 lainnya tetap berada di utara Kota Gaza dan sekitarnya.

Israel bulan lalu memerintahkan semua warga sipil untuk meninggalkan bagian utara Gaza, termasuk Kota Gaza, dan menuju ke bagian selatan wilayah tersebut.

Militer Israel mengatakan hal itu akan memungkinkan warga Palestina untuk melakukan perjalanan melalui jalan raya utama Gaza, jalan Salah a-Din, selama tiga jam pada hari Sabtu. Beberapa warga mengatakan kepada Reuters bahwa mereka terlalu takut menggunakan jalan raya. Banyak yang memasang peringatan di media sosial bahwa tank Israel ditempatkan di sana.

Para pejabat Israel mengatakan kepada CNN yang bergabung dengan pasukan Israel yang bergerak sekitar satu kilometer ke Jalur Gaza, bahwa mereka mengepung Kota Gaza di bagian utara.

Pertempuran terjadi “sengit” di dekat pos terdepan Israel di pinggiran Kota Gaza, CNN melaporkan, mengatakan tentara Israel sedang memerangi pejuang Hamas ratusan meter ke utara dan selatan. Suara tembakan keras terdengar di latar belakang rekaman yang difilmkan di pos terdepan.

“IDF akan berada di sini selama diperlukan berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun sampai mereka yakin bahwa Israel aman dan terlindungi. Jika kita perlu memasuki Gaza dari rumah ke rumah, itulah yang akan terjadi,” kata seorang tentara Israel kepada CNN.

Pasukan Israel menghadapi penyergapan dari terowongan bawah tanah, kata CNN, seraya menambahkan bahwa 29 tentara tewas sejak Israel melancarkan serangan daratnya.

Menurut klaim tentara Israel, Hamas mengatakan bahwa mereka berusaha mengamankan koridor kemanusiaan untuk membantu warga sipil melarikan diri dari pertempuran. (bin/hel)