INDONESIAONLINE – Dua kegiatan besar di Kota Malang membuat petugas Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang  bekerja ekstra. Mereka mengumpulkan sampah karena adanya dua kegiatan besar yang hadir bersamaan pada Minggu (22/1/2023) kemarin.

Karena dua kegiatan bersamaan itu, para petugas kebersihan DLH mengumpulkan 81 ton sampah dalam sehari.

Dua agenda yang dimaksud yakni Haul dan Harlah Ponpes Darul Hadist Al Faqihiyyah di Jalan Merdeka serta Preston Fest di Stadion Gajayana Malang.

Seperti diketahui, dua kegiatan besar itu mengumpulkan ribuan orang. Praktis, sampah yang dihasilkan dalam satu hari tersebut mencapai puluhan ton.

Kepala DLH Kota Malang Noer Rahman Wijaya menjelaskan bahwa dari 81 ton sampah itu memang bersumber dari dua event besar di Kota Malang. Rinciannya,  sampah yang dihasilkan dari kegiatan Haul Darul Hadist mencapai 76 ton. Sedangkan sampah yang dihasilkan dari kegiatan Preston Fest mencapai 5 ton.

“Banyak tumpukan sampah yang harus kami bersihkan kemarin. Dari acara Haul itu 76 ton dan dari Preston Fest 5 ton. Itu data report yang masuk di kami,” ujar Rahman.

Saking banyaknya sampah yang harus dibersihkan, DLH Kota Malang harus menurunkan 95 personel di dua kegiatan besar tersebut untuk membersihkan sampah yang ada. Di kegiatan haul, DLH menurunkan 70 personel. Sedangkan di Stadion Gajayana Malang DLH menurunkan sekitar 25 personel.

“Rata-rata sampah yang ditinggalkan itu sampah bekas makanan dan minuman. Kebanyakan plastik semua yang paling dominan. Kini sudah kamj bersihkan semua,” ungkap Noer Rahman.

Noer Rahman mengaku sebenarnya ia telah menyiapkan dua sampah ekstra di dua kegiatan besar tersebut. Akan tetapi, sampah yang masih berserakan juga masih banyak dibuang tidak pada tempatnya.

“Sebetulnya di tempat umum sudah kami sediakan tempat sampah pilah juga. Tapi peserta kan cukup banyak ya, jadi tidak terkendali,” kata Noer Rahman.

Untuk sampah tersebut, Rahman mengaku langsung mengerahkan seluruh kendaraan pengangkut sampah. Hal itu untuk dibuang langsung ke tempat pembuangan akhir (TPA).

“Iya kita buang langsung ke TPA, nggak ke TPS. Kalau di acara haul mobil pengangkut kita harus bolak balik sampai 5 kali karena sampahnya banyak. Kalau di Gajayana, cukup sekali angkut dua kendaraan saja di bawa ke TPA,” beber Noer Rahman.

Namun, Noer Rahman mengaku tidak ada fasilitas umum atau taman kota yang rusak akibat dua kegiatan besar tersebut. Hal itu karena peran dari dinas lain yang ikut membantu.

“Sampai sejauh ini belum ada laporan kerusakan. Peran dari dinas lain juga cukup membantu dalam hal ini,” tutup Rahman. (hs/hel)