INDONESIAONLINE – Media sosial dihebohkan dengan video yang menunjukkan langit Changsha, China, berubah menjadi gelap gulita pada siang hari. Video ini viral di berbagai platform dan menimbulkan spekulasi bahwa hal tersebut disebabkan oleh gerhana.
Video ini pertama diunggah oleh akun @lambe_turah di Instagram dan segera menarik perhatian banyak orang. Dalam video tersebut, seorang perekam pria menunjukkan langit yang gelap pada siang hari, tepatnya pukul 13.00 waktu setempat. Perekam juga menyebutkan bahwa kejadian tersebut sudah berlangsung selama tiga hari.
“Ini jam 1 siang di Changsha. Luar biasa perubahan dari terang menjadi gelap. Luar biasa ini. Inilah keajaiban alam,” ungkap perekam sambil menunjukkan suasana dekat area apartemen yang gelap.
Namun, setelah ditelusuri, fenomena ini bukan gerhana, melainkan akibat badai besar yang melanda daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari pihak berwenang setempat.
Badai besar yang melanda Changsha tersebut membawa awan tebal dan angin kencang yang menghalangi sinar matahari, sehingga menyebabkan langit menjadi gelap meskipun masih siang hari.
Menurut Xiao, seorang saksi mata yang saat itu sedang mengantarkan pesanan di Jalan Selatan Shaoshan, Distrik Tianxin, Changsha, menyampaikan hujan turun sangat deras dan awan hitam menyelimuti seluruh langit.
“Saya tidak berhenti sama sekali untuk berlindung karena takut makanan yang saya antar akan rusak. Langit benar-benar gelap seperti malam hari,” ucapnya.
Peristiwa serupa juga pernah terjadi di Changsha pada tahun 2023. Saat itu, badai besar menyebabkan langit menjadi gelap dan suasana siang hari menjadi seperti malam.
Fenomena badai besar yang menyebabkan langit gelap pada siang hari bukanlah hal yang baru. Fenomena ini dapat terjadi di mana saja di dunia, termasuk di Indonesia.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi terjadinya badai besar. Jika melihat tanda-tanda akan terjadinya badai, seperti awan hitam yang tebal dan angin kencang, sebaiknya segera mencari tempat berlindung yang aman (bn/dnv).
