INDONESIAONLINE – Air Terjun Tumpak Sewu di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang kembali diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu, (20/10), saat hujan si kawasan Semeru. Banjir itu membuat air terjun yang biasanya jernih berubah menjadi cokelat pekat dengan debit air yang sangat besar.
Fenomena banjir lahar yang menerjang Tumpak Sewu tersebut terekam dalam sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok @fanaticsnakedhed. Video tersebut menunjukkan aliran deras lahar berwarna cokelat yang meluncur melalui Kali Glidik hingga jatuh ke dasar air terjun.
Kondisi sekitar tampak berkabut, menunjukkan bahwa kawasan tersebut baru saja diguyur hujan lebat. Banjir lahar itu terjadi sekitar pukul 12.30 WIB.
“kn sudah ku bilang kalo musim hujan di air terjun hati-hati apalagi kalo grimis udh pasti banjir dari atas” tulis @Top Store1.
Meski terlihat mengkhawatirkan, untungnya tidak ada laporan wisatawan yang terjebak atau terluka akibat banjir lahar Semeru kali ini. Meski demikian, pihak pengelola wisata tetap mengimbau para wisatawan untuk selalu waspada dan mematuhi instruksi petugas.
Air Terjun Tumpak Sewu, yang tetap dibuka untuk wisatawan, memang menawarkan pemandangan spektakuler. Namun, dengan potensi bahaya banjir lahar, pengelola wisata menegaskan pentingnya kewaspadaan ekstra.
Fenomena banjir lahar hujan ini bukan pertama kalinya terjadi. Pada Februari lalu, media sosial sempat dihebohkan dengan rekaman video wisatawan yang terjebak banjir lahar di dasar air terjun. Saat itu, delapan wisatawan dan satu pemandu dilaporkan terjebak di bawah, tetapi berhasil dievakuasi dengan selamat.
Kejadian ini tak lepas dari pengaruh cuaca. BMKG Juanda mengungkapkan bahwa Jawa Timur saat ini memasuki masa transisi atau pancaroba, yang ditandai dengan peningkatan potensi hujan, terutama pada sore hingga malam hari.
“Peralihan musim ini dipengaruhi oleh fenomena iklim global seperti ENSO yang saat ini berada dalam kondisi netral,” jelas BMKG dalam keterangannya.
BMKG juga memperkirakan adanya peralihan menuju La Niña lemah pada akhir Oktober. La Niña diprediksi akan meningkatkan curah hujan di wilayah Jawa Timur, termasuk di kawasan Gunung Semeru.
“Peningkatan curah hujan akan semakin terasa pada November, ketika angin monsun barat tiba, membawa awan Cumulonimbus yang berpotensi memicu hujan lebat, angin kencang, dan petir,” tambah BMKG.
Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu dan potensi bahaya banjir lahar yang bisa terjadi kapan saja, pengunjung wisata alam seperti Tumpak Sewu perlu lebih berhati-hati. (bn/hel)