Remaja Perempuan Tewas, Pendakian Gunung Penanggungan Ditutup

Remaja Perempuan Tewas, Pendakian Gunung Penanggungan Ditutup
Jalur Watu Talang sebuah aliran air dari puncak Gunung Bekel yang harus diseberangi. (Foto: @malang.hits)

INDONESIAONLINE – Perhutani KPH Pasuruan telah mengeluarkan surat resmi terkait penutupan jalur pendakian Gunung Penanggungan di Mojokerto. Berdasarkan surat bernomor 0376/043.7/PSU/2024 yang dirilis pada 7 Desember 2024, pendakian Gunung Penanggungan ditutup hingga 14 Desember 2024 dan dapat diperpanjang jika kondisi cuaca belum membaik.

Surat tersebut berbunyi sebagai berikut:  “Dengan memperhatikan cuaca ekstrem pada beberapa hari ini serta mempertimbangkan kenyamanan dan keselamatan pengunjung, bersama ini kami sampaikan untuk sementara pendakian Gunung Penanggungan kami tutup sampai dengan 14 Desember 2024 dan dapat diperpanjang kembali bilamana cuaca masih kurang mendukung,” demikian surat yang ditandatangani Administratur/KKPH Pasuruan, Nur Adin Eko Saputro.

Tragedi yang menewaskan Whiscyka Zafira Islamay Agustin alias Cika (17), seorang pendaki muda, menjadi alasan utama penutupan sementara jalur pendakian Gunung Penanggungan di Mojokerto. Selain faktor keselamatan, cuaca ekstrem yang membuat jalur licin dan berisiko air bah dari puncak juga turut menjadi pertimbangan.

Suwarno, pengurus LMDH Seloliman, menjelaskan bahwa insiden seperti ini baru pertama  terjadi sejak jalur Jolotundo resmi dibuka pada tahun 2015. Jalur ini biasanya ramai saat akhir pekan, dengan rata-rata 175 pendaki per hari. Namun, pada hari biasa, jumlahnya jauh lebih sedikit, berkisar antara 8 hingga 20 orang.

“Biasanya waktu tempuh ke Gunung Bekel adalah 2-3 jam. Sedangkan ke Gunung Penanggungan membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Jalur ini dilengkapi dengan pos-pos pendakian untuk istirahat,” ujar Suwarno.

Sebagaimana diberitakan, insiden yang merenggut nyawa Whiscyka Zafira Islamay Agustin alias Cika (17) terjadi saat ia mendaki bersama rekannya, Mutiara (16), melalui jalur pendakian Jolotundo yang dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Seloliman dan Perhutani KPH Pasuruan.

Jalur ini populer di kalangan pendaki karena aksesnya menuju Gunung Bekel (1.238 mdpl) dan Gunung Penanggungan (1.653 mdpl), dengan berbagai situs purbakala di sepanjang rute.

Keduanya memulai pendakian dari basecamp Jolotundo pada Jumat (6/12) pukul 12.00 WIB dengan tujuan puncak Gunung Bekel. Sekitar pukul 15.30 WIB, mereka tiba di Watu Talang, sebuah aliran air dari puncak yang harus diseberangi. Kondisi hujan deras membuat aliran air menjadi deras dan berbahaya.

Menurut Hasan, anggota Tim SAR Penanggungan, Cika awalnya ragu untuk menyeberang, sehingga meminta Mutiara untuk melakukannya lebih dulu. Namun, saat Cika mencoba menyeberang, ia terseret arus sesaat sebelum tangannya berhasil digapai oleh temannya.

Mutiara segera menghubungi petugas di basecamp untuk melaporkan insiden tersebut dan membatalkan pendakian guna mencari bantuan. Kejadian ini menuai sorotan publik. (bn/hel)