Pesawat Lain Jeju Air Nyaris Alami Kecelakaan Serupa dengan Yang Meledak di Muan

Pesawat Lain Jeju Air Nyaris Alami Kecelakaan Serupa dengan Yang Meledak di Muan
Pesawat Jeju Air, Korea Selatan. (wikipedia)

INDONESIAONLINE – Pesawat Jeju Air lainnya nyaris mengalami tragedi seperti pesawat yang meledak di Bandara Muan, Korea Selatan. Kejadian itu tepat sehari setelah kecelakaan maut pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang di Bandara Muan.

Dilansir Reuters Senin (30/12/2024), pesawat tersebut bernomor 7C101, berangkat dari Bandara Gimpo, Seoul, pukul 06.36 pagi waktu setempat menuju Jeju. Namun pesawat ini mengalami masalah roda pendaratan (landing gear issue) yang belum teridentifikasi sesaat setelah lepas landas. Pesawat itu harus balik lagi ke Bandara Gimpo di Seoul.

Beruntung, pesawat itu dapat mendarat di Gimpo dengan selamat. Informasi ini dikutip Reuters dari kantor berita Yonhap.

Yonhap menyebut masalah yang dialami pesawat hari ini sama dengan masalah yang dialami pesawat yang meledak di Bandara Muan pada Minggu (29/12) kemarin.

Untuk pesawat Jeju Air 7C101 yang mengalami masalah hari ini, ada 161 penumpang di dalamnya. Setelah mendarat kembali di Gimpo, para penumpang kemudian dipindahkan ke unit alternatif dari jenis Boeing B737-800 yang sama, berangkat pukul 8.30 pagi waktu setempat. Namun, 21 penumpang memilih tidak jadi berangkat karena khawatir akan aspek keselamatan.

Kepala kantor pendukung manajemen Jeju Air Song Kyung-hoon menjelaskan, kapten  pesawat tersebut sempat mengontak pusat kendali di darat setelah mendeteksi sinyal masalah di roda pesawat.

“Ketika roda pendaratan dipastikan berfungsi normal setelah tindakan tambahan, kapten memutuskan untuk kembali ke bandara untuk pemeriksaan keselamatan,” kata Song dalam jumpa pers, dilansir Yonhap.

Kementerian Transportasi Korea Selatan sebelumnya akan melakukan inspeksi khusus pesawat Boeing 737-800 milik semua maskapai penerbangan lokal. Inspeksi itu dilakukan untuk mengecek dan menganalisa sistem pemeliharaan secara rinci.

“Kami akan memeriksa dengan seksama aspek-aspek seperti tingkat operasi pesawat, catatan inspeksi, dan pemeliharaan sebelum dan sesudah penerbangan untuk memastikan bahwa semua peraturan yang relevan diikuti,” kata Kementerian Transportasi Korsel.