INDONESIAONLINE – Memasuki pertengahan tahun 2025, industri perfilman Indonesia kembali bergemuruh dengan serbuan film-film horor yang siap menghantui layar lebar. Setidaknya lima judul baru dijadwalkan tayang sepanjang Juni 2025, mengukuhkan posisi genre ini sebagai primadona di mata penikmat sinema Tanah Air.
Fenomena dominasi horor di bioskop Indonesia bukanlah hal baru. Data dari lembaga riset pasar film menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024, genre horor secara konsisten menyumbang lebih dari 35% dari total penonton bioskop nasional, dengan beberapa judul sukses menembus angka di atas 3 juta penonton.
Bahkan, dari 10 film terlaris tahun lalu merupakan film horor. Tren ini diperkirakan terus berlanjut hingga 2025, seiring meningkatnya kualitas produksi dan inovasi cerita.
“Antusiasme penonton terhadap horor tak lepas dari kemampuan genre ini dalam mengeksplorasi mitos lokal, isu sosial, dan ketakutan fundamental manusia dengan kemasan yang menghibur,” ujar seorang pengamat perfilman.
“Juni ini menjadi bukti bahwa produser film horor Indonesia tak kehabisan ide untuk memanjakan penggemarnya,”lanjutnya.
Berikut adalah deretan film horor yang siap meneror bioskop Indonesia sepanjang Juni 2025:
1. Tenung (Mulai 5 Juni)
Diadaptasi dari novel populer karya Risa Saraswati dan Dimasta, “Tenung” mengangkat mitos lokal yang mencekam tentang jenazah yang dilompati kucing hitam.
Film ini mengikuti kisah Ira, seorang gadis muda yang berjuang merawat ibunya, Linda, yang terkena penyakit misterius akibat ilmu hitam. Ketegangan memuncak saat Linda meninggal, namun kembali hidup setelah insiden kucing hitam di pemakaman, kini dikuasai entitas jahat. Film ini menjanjikan teror psikologis yang mendalam dan visual yang meresahkan.
2. Jalan Pulang (Mulai 19 Juni)
Digaet sebagai salah satu film horor paling ditunggu, “Jalan Pulang” menyatukan tiga aktris yang dijuluki ikon horor Indonesia: Luna Maya, Taskya Namya, dan Shareefa Daanish.
Kisahnya berpusat pada Lastini, seorang ibu yang harus menghadapi serangkaian malapetaka misterius setelah kematian mendadak suaminya. Ketika putrinya, Arum, jatuh sakit dengan gejala tak terdiagnosis medis, Lastini yakin ada kekuatan gaib dari masa lalu yang mengganggu keluarganya.
Perjalanan Lastini melintasi daerah mistis di Pulau Jawa menjadi inti perjuangan untuk menyelamatkan keluarganya.
3. Malam Jahanam (Mulai 19 Juni)
Mengeksplorasi tradisi dan kepercayaan seputar “malam satu Suro” yang dianggap sakral dan penuh energi spiritual, “Malam Jahanam” siap menghadirkan teror berbasis budaya.
Film ini mengikuti Indah, siswi SMA yang mulai mengalami gangguan mistis intensif setelah neneknya pergi sementara, terutama menjelang malam satu Suro. Teror ini semakin personal ketika bayangan perempuan bernama Ayu yang sering ia lihat, mengikatnya dalam sebuah kutukan kuno yang harus ia pecahkan.
4. Syirik (Mulai 19 Juni)
Film “Syirik” membawa penonton ke desa Wonosari yang sedang dirundung polemik ajaran mistis. Said, seorang pemuda yang baru kembali dari pesantren, harus berhadapan dengan situasi pelik ini.
Konflik semakin intens ketika ia bertemu kembali dengan mantan kekasihnya, Sari, yang terancam menjadi penari utama dalam ritual desa. Sari harus bersaing dengan Ningsih, pesaing ambisius yang rela menggunakan ilmu hitam untuk menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya, termasuk Sari.
5. Lorong Kost (Mulai 26 Juni)
Teror di hunian sempit menjadi tema utama “Lorong Kost.” Film ini menceritakan Tika, seorang mahasiswi yang terpaksa tinggal di kost tua murah di pusat kota. Kejadian aneh mulai menimpa saat salah satu penghuni, Tania, ditemukan meninggal karena bunuh diri secara misterius.
Sejak kematian Tania, Tika dan penghuni lain kerap mengalami teror suara-suara aneh yang tak hanya terjadi di kostan, tetapi juga mengikuti mereka kemanapun mereka pergi. Film ini menjanjikan horor claustrophobic dan misteri yang membingungkan.
Dengan keragaman cerita mulai dari mitos lokal, teror keluarga, hingga konflik ilmu hitam, gelombang film horor Juni 2025 ini diharapkan mampu memuaskan dahaga penonton Indonesia akan cerita mencekam dan mendebarkan, sekaligus memperkuat posisi perfilman nasional di kancah global.