INDONESIAONLINE – Debat antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terkait jalan tol semakin memanas.

Seperti diketahui, Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang juga calon wakil presiden nomor urut satu lontarkan kritik terkait pembangunan jalan tol.

Hal itu membuat Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek) balas kritik Cak Imin. Dia mengatakan jalan tol memang untuk kendaraan berkecepatan tinggi, bukan untuk becak yang di jalan arteri.

“Jelas lah namanya jalan tol untuk highway, jalan kecepatan tinggi. Kalau becak bagaimana. Pembangunannya itu kan dari pajak kendaraan bermotor pajak, tukang becak beda lagi, untuk jalan arteri,” kata Awiek, Selasa (19/12/2023).

Awiek menyarankan Cak Imin menggunakan jalan arteri jika mengkritik pembangunan jalan tol. Dia mengatakan konsep pembangunan jalan tol untuk mempermudah akses akses antar kota.

“Jadi sebaiknya Cak Imin tak perlu lewat jalan tol kalau pulang ke Jombang. Atau mau kunjungan ke Jawa Barat jangan pakai jalan tol, pakai jalan arteri aja,” katanya.

“Konsep jalan tol itu hari ini konsep ketersambungan wilayah dan jarak jauh. Transportasi publik dengan jalan tol itu terbantu yang jarak jauh. Transportasi publik yang perkotaan kan sudah disiapkan, ada MRT, LRT, ada Busway dan sebagainya untuk Jakarta,” katanya.

Baca Juga  Ketua GNPF hingga Pendiri Tokopedia Masuk Timnas Amin

Dia mencontohkan perjalanan ke Madura yang kini lebih singkat. Dia mengatakan untuk menuju Madura saat ini tak lagi makan waktu 24 jam.

“Contoh saya ke Madura, Dapil, itu sekarang bawa logistik kampanye lewat darat dalam jangka waktu 15 jam bisa nyampe. Dulu 24 jam. itu motong waktu cukup banyak, dan cost lebih murah,” katanya.

Balasan kritik itu pun berbalas pula. PKB mengatakan Cak Imin akan tetap memanfaatkan tol yang sudah ada agar yang membuat merasa senang.

“Tol sudah dibuat ya dimanfaatin biar nggak sia-sia, biar yang buat merasa senang tidak sia-sia. Namanya tol sudah dibangun ya dimanfaatin biar tidak sia-sia,” kata Ketua DPP PKB Daniel Johan, Rabu (20/12/2023).

Meski begitu, Daniel menilai bukan itu yang sebenarnya dimaksud oleh cak Imin. Dia menyebut Cak Imin mengkritik pembangunan jalan tol karena pembangunan jalan arteri atau non tol juga penting untuk rakyat, utamanya di luar Jawa.

“Intinya kan Cak Imin lagi menegaskan bahwa pembangunan jalan non-tol adalah penting karena membuka akses secara merata untuk rakyat, terutama di daerah-daerah luar Jawa sehingga arus logistik semakin mudah dan murah,” ucapnya.

Baca Juga  Cak Imin Bantah Sebut Khofifah soal Narasi Meragukan Ke-NU-an

Oleh karena itu, Daniel mengatakan bukan tukang becak juga yang jadi persoalan. Dia menegaskan pihaknya juga paham bahwa tukang becak tidak akan lewat jalan tol.

“Jadi bukan masalah becaknya, kita juga tahu becak tidak boleh masuk tol, tapi ini daya kritis yang muncul dari seorang tukang becak yang disampaikan kepada Cak Imin, agar ke depan jalan-jalan bagi masyarakat umum lebih diutamakan,” ujar dia.

Sependapat dengan Daniel, Waketum PKB Jazilul Fawaid juga turut mengkritik pernyataan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek. Dia menilai pernyataan Awiek keluar konteks.

“Lucu, jawabannya out of context. Tolong buka data dulu betapa kecilnya kontribusi jalan tol untuk pertumbuhan ekonomi warga?” tutur Jazilul.

Ia lalu meminta agar Awiek mulai berpikir lebih merakyat. Dia mengaku heran Awiek menjadikan pengiriman logistik kampanye sebagai tolok ukur kesejahteraan warga.

“Hemat saya, problem dia kirim alat peraga kampanye ke Madura kok dijadikan alat ukur. Itu tidak nyambung dengan keluhan warga miskin seperti tukang becak. Saran saya, cobalah berfikir lebih merakyat, kenapa jembatan Suramadu belum banyak kontribusinya untuk meningkatkan penghasilan warga Madura? Daripada melarang orang naik jalan tol,” imbuhnya (ina/dnv).