INDONESIAONLINE – Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sukses mencuri perhatian  perpolitikan Tanah Air soal pidatonya. AHY memunculkan narasi politik ‘kuda hitam‘. Seperti diketahui, dalam sebuah pertandingan, sepak bola misalnya, ‘kuda hitam’ identik dengan negara atau klub yang tidak dijagokan menang. 

Contoh saja pada pentas Piala Dunia 2018, Kroasia dianggap sebagai kuda hitam. Namun anggapan itu tidak selalu benar. 

Kroasia justru bisa berhasil menembus final Piala Dunia 2018, sebelum akhirnya dikalahkan oleh Prancis.

Sedangkan AHY, dalam pidatonya mengajak seluruh kader Demokrat untuk menatap Pemilu 2024. Saat inilah dia berbicara soal ‘kuda hitam’.

“Jangan merasa diri hebat. Lebih baik kita menjadi kuda hitam yang tidak diperhitungkan, tapi menang,” kata AHY. 

Baca Juga  KPU Ubah Jadwal Pencoblosan di Jeddah, Jadi 9 Februari

Tak cukup sampai di situ, AHY juga menjelaskan perihal ‘kuda perang’. Menurut AHY, kuda perang merupakan kuda yang tidak hanya bisa berlari kencang, namun juga punya inisiatif.

“Kuda perang adalah kuda yang bisa berlari kencang, tapi punya inisiatif kapan harus melambat, berhenti atau bahkan berbelok untuk mencapai kemenangan. Jadi jangan asal lari kencang tanpa henti atau baru bergerak jika diperintah,” kata AHY.

Selanjutnya AHY juga sempat berbicara soal hasil survei. Terkait hal itu, AHY menganggapnya sebagai barometer.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) barometer sendiri diartikan sebagai tolok ukur; ukuran.

Ia menegaskan, untuk bisa menjadi partai pemenang pemilu tidak cukup bermodal hasil survei. Menurut AHY, untuk bisa menjadi partai pemenang seluruh anggota DPRD Fraksi Demokrat harus terus membantu masyarakat. 

Baca Juga  Sepakat, DPC Gerindra Kabupaten Malang Deklarasi Prabowo Maju Capres

AHY pun meminta seluruh kadernya untuk menunjukkan identitas partai.

“Survei adalah kompas atau barometer. Tapi untuk menang, tidak cukup hanya survei. Para anggota Dewan sekalian harus kerja keras turun ke lapangan, bantu rakyat dan tunjukkan identitas nasionalis-religius kita sebagai jati diri Demokrat,” tandas AHY.

AHY lantas mengajak seluruh kader partai untuk menyatukan kekuatan. Jika penyatuan kekuatan itu dilakukan, bukan tak mungkin Demokrat justru akan memenangkan seluruh pertarungan.

“Insyaallah saat kita menangkan pilpres dan pileg, pilkada akan kita menangkan,” sambung AHY.



Desi Kris