INDONESIAONLINE – Bila Anda jalan-jalan ke mall, mungkin pernah terbersit pertanyaan terkait barang-barang mewah yang berada di toko dengan konsep minimalis.

Bahkan mungkin Anda juga bertanya dengan suasana sepi toko minimalis tersebut. Padahal barang-barang yang dipajang yang juga kerap tak terlalu banyak itu memiliki brand mewah.

Ternyata, konsep minimalis yang dipakai para pemilik toko brand mewah memiliki tujuan yang jelas. Hal ini seperti disampaikan oleh akun Twitter @Copyrahaja atau Raharja, copywriting consultant. Ini beberapa alasan yang disampaikan akun tersebut.

1. Minimalis Identik dengan Brand Mewah (Luxury)

Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian jurnal internasional dengan judul “Scarcity tactics in marketing: A meta-analysis of product scarcity effects on consumer purchase intentions.”

Di mana, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan konsep minimalis efektif untuk brand mewah. Termasuk di toko atau store offline yang dimiliki. Pihak brand mewah sengaja hanya menampilkan beberapa produk aja di rak toko. Baik produk yang ditampilkan adalah produk label best seller atau produk baru.

Baca Juga  Usai Jokowi Sebut Ciri Pemimpin Rakyat, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo Tukar Warna Rambut

Dengan menampilkan hanya sedikit produk di display toko, brand mewah ingin menunjukkan bahwa produknya terbatas. Manfaatnya, produk-produk mewah jadi lebih menarik karena keterbatasan. Selain itu juga terlihat lebih eksklusif. Lebih dari itu, adanya ruang kosong bikin produknya juga terlihat lebih bernilai.

Nah, keterbatasan pada produk yang menghasilkan eksklusivitas-lah hingga menarik target konsumen, contohnya sebagai berikut limited edition, promo terbatas, bundling, produk dengan item produksi terbatas, dan sebagainya.

2. Toko yang Rame Pembeli Malah Bisa Hilangkan Eksklusivitas Brand Mewah

Dari penelitian jurnal internasional yang berjudul “Turning to Space: Social Density, Social Class, and the Value of Things in Stores”, hasilnya disebutkan bahwa partisipan percaya bahwa sepatu lebih mahal di toko yang kurang ramai, karena brand mewah. Jadi, toko offline dari brand mewah kalau sepi pembeli bisa jadi hal yang wajar.

Baca Juga  Hijabers Pemula? 5 Item Pakaian Ini Wajib Kalian Miliki

Dengan sepi, pelanggan bisa merasakan namanya eksklusivitas. Misalnya merasa “cuman gua dan segelintir orang kaya yang berani masuk, tanya-tanya, dan beli langsung di toko, nih”.

Namun, apakah hasil penelitiannya ini mutlak atau selalu berpatokan brand mewah tokonya mininalis dan sepi? Tentu tidak, ada pengecualian bagi brand mewah yang menyesuaikan hal-hal berikut ini: karakter brand, karakter target konsumen, lokasi toko, aturan mal.

Contohnya, toko offline Gucci dan Nike di beberapa mall. Mereka mengkonsep store miliknya sesuai karakter brand yang penuh warna dengan elemen grafis atau ornamen khas. Karena Nike sendiri adalah merek peralatan olahraga terbesar di dunia dan produknya pun banyak yang mengusung konsep warna-warni (BN/DNV).