INDONESIAONLINE – Kabar pahit menyapa para petani di Kabupaten Malang. Alokasi pupuk subsidi 2024 mengalami penurunan drastis, mencapai 60-70% dibandingkan 2023. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani, terutama terkait kelancaran dan hasil panen mereka.

Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Mursidin Purwanto, membenarkan kabar tersebut. Ia menjelaskan bahwa jatah pupuk subsidi Urea tahun 2023 yang semula mencapai 31,61 juta ton, turun drastis menjadi 11,31 juta ton di 2024.

Penurunan serupa juga terjadi pada pupuk NPK, dari 57,24 juta ton di 2023 menjadi 16,1 juta ton di 2024.

“Memang alokasinya menurun dibandingkan 2023. Tapi ini tahap awal, sementara Presiden melalui Kementan (Kementerian Pertanian) menyampaikan akan ditambah,” ujar Mursidin, Minggu (10/3/2024).

Baca Juga  Wapres: Kritik Film Dirty Vote Harus Disikapi Positif

Mursidin menjelaskan, penurunan alokasi ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah realisasi penyerapan pupuk subsidi 2023 yang tidak sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, pada tahap awal tahun 2023, alokasi pupuk Urea sebesar 9 juta ton, namun yang terealisasi hanya sekitar 6,7 juta ton.

“Sehingga awal tahun yang sebelumnya 4,7 juta ditambah 2,5 juta menjadi 7,2 juta ton tahap awal. Angka itu masih lebih dari realisasi sebelumnya,” kata Mursidin.

Meskipun alokasi pupuk subsidi mengalami penurunan, Mursidin memastikan bahwa stok pupuk di gudang-gudang pupuk di Kabupaten Malang masih mencukupi untuk kebutuhan petani selama tiga bulan ke depan.

Ia juga mengimbau para petani agar lebih efisien dalam penggunaan pupuk dan memanfaatkan pupuk organik sebagai alternatif.

Baca Juga  Dewan Minta Pemkab Malang Lebih Serius Tangani PMK

“Januari lalu sudah dicek, (stok pupuk) mencukupi untuk sekitar tiga bulan ke depan,” tandasnya (pl/dnv).