INDONESIAONLINE – Pasangan Bacapres Anies Baswedan dan Bacawapres Muhaimin Iskandar melakukan deklarasi di Surabaya, Sabtu (2/9). Tempat yang dipilih adalah hotel penuh sejarah, Hotel Majapahit yang ada di Jalan Tunjungan.

Saat deklarasi ini, beberapa tokoh penting terlihat hadir. Seperti Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh beserta pengurus DPP NasDem dan pengurus DPP PKB juga.

Dalam sambutannya Anies Baswedan menyampaikan jika koalisi ini dibangun dengan niat baik dan dengan cita-cita mulya. “Bukan sekadar cari kekuasaan. Ada sebuah cita moral untuk Republik Indonesia lebih baik bagi masyarakat sejahtera,” ujarnya.

Dia menjelaskan saat ini 2 September dipilih sebuah lokasi di tempat yang luar biasa. “Hotel Yamato 1945 ada peristiwa penting. Karena di sini terjadi perobekan bendera dan kemudian menjadi merah putih,” tegasnya.

Selain itu Anies juga sempat menyinggung perjuangan kaum santri kala itu. “22 Oktober resolusi jihad dimunculkan dan 10 November kota ini membuat sejarah anak-anak muda di republik ini bertarung mengusir kolonialisme,” lanjutnya.

Baca Juga  Pesantren Tebuireng Tepis Rumor Dukung Capres  

Pilihan tempat ini kata dia adalah pilihan yang luar biasa. “Karena ini mengirimkan pesan. Bahwa di Surabaya ini, di tempat kita sekarang berada di sinilah anak muda memilih tak hanya menonton ketika sekelompok intelektual di Jakarta memilih merdeka. Anak-anak muda di tempat ini menyatakan saya hibahkan nyawa saya untuk Republik yang merdeka. Sebuah cerita luar biasa dan keberanian itu menular,” cetus Anies yang kemudian disambut gemuruh tepuk tangan.

Kemudian juga Anies menyebut sosok kakeknya A.R Baswedan yang merupakan tokoh Pahlawan Nasional asal Surabaya. “Dan secara kebetulan orang tua kita berasal dari Surabaya. Dari cerita Gus Imin, Kiai Bisri. Kakek saya juga lahir di sini di Ampel,” bebernya.

Senada Muhaimin Iskandar pun memuji kisah heroisme Arek Suroboyo kala itu. “Di hotel ini simbol perlawanan rakyat dan santri di Jawa Timur mengusir penjajah,” katanya.

Baca Juga  Lembaga Independen Pemantau Pemilu Netfid Hadir di Jember

Menurut dia ketika sebelum peristiwa 10 November para santri bergerak. “Dan pengusiran penjajah naik gedung hotel ini dan bisa merobek bendera jadi merah putih dan merdeka,” tegasnya.

Selain memuji kepahlawanan sosok A.R Baswedan, Muhaimin juga menceritakan perjuangan kakeknya dulu. “Sama saya juga cicit dari Mbah Bisri Syansuri dan berjuang juga untuk kemerdekaan dan bahkan menjadi kepala staf markas ulama di Surabaya ini, untuk jadi posko pengusiran para penjajah. Dan bersama Mbah Wahab, Mbah Bisri mendirikan Nahdlatul Ulama setia dan cinta pada NKRI,” lanjutnya.

“Kesamaan sejarah saya dengan mas Anies ini Insya Allah akan bersama sungguh-sungguh menjadi niat yang tak terpisahkan. Dari amanat kesejahteraan, amanat perjuangan, amanat cita-cita meneruskan sebagai momentum keberhasilan para pendahulu kita semua,” pungkasnya.