INDONESIAONLINE – Sebagai langkah mitigasi musim kemarau panjang 2023, BMKG imbau masyarakat agar malakukan panen air hujan. Panen air hujan itu dilakukan dengan cara menampung air ke tandon air atau bak penampung. 

“Mumpung saat ini hujan masih turun, maka kami mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan aksi panen hujan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip Medcom.id, pada Selasa (21/2). 

Dwikorita melanjutkan bahwa musim kemarau 2023 ini diprediksi lebih kering jika dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir (2020-2022). 

Beberapa wilayah yang perlu mewaspadai kekeringan di antaranya ialah di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Pada saat kemarau nanti, air tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau,” imbuhnya.

Dwikorita juga menjelaskan bahwa dalam beberapa bulan ke depan diprediksi intensitas curah hujan rendah terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Akibatnya ada beberapa sektor yang akan terdampak.

Baca Juga  Bikin Heboh! Korban Ledakan Blitar Datangi Warga lewat Mimpi, Minta Dicarikan Potongan Tubuh yang Hilang

Beberapa sektor yang terdampak seperti sumber daya air, kehutanan, pertanian. Selain itu kebencanaan juga perlu melakukan langkah antisipatif untuk meminimalkan potensi dampak kekeringan sebagai konsekuensi kondisi curah hujan rendah tersebut.

“Kondisi cuaca yang kering ini berpotensi mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Langkah pencegahan harus dilakukan semua pihak terkait sebagai bentuk mitigasi dan antisipasi,” terangnya. 

Sementara itu, Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan menambahkan intensitas La Nina terus melemah. Indeks La Nina pada awal Februari 2023 sebesar -0,61.

Lebih lanjut, Dodo memprediksi La Nina akan terus melemah dan beralih menuju kondisi netral pada Februari – Maret 2023. Kondisi ENSO Netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan 2023. Kondisi ini juga menyebabkan musim kemarau pada 2023 diprediksikan lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir.

Dodo juga merinci beberapa daerah yang diprediksikan berpeluang besar mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm/bulan). Berikut ini rincian wilayah dan prediksi waktunya.  

Baca Juga  Polres Malang Berikan Fasilitas SIM kepada Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan

 

Maret : Di bagian tengah Sulawesi Tengah. 

April : Di sebagian NTB, sebagian NTT, dan bagian tengah Sulawesi Tengah.

Mei : Di bagian selatan Sumatra Selatan, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, bagian timur Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, dan sebagian NTT.

Juni: Di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua bagian selatan.

Juli-Agustus: Di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara dan sebagian Papua.