INDONESIAONLINE – Arema FC sebagai sesama klub Liga 1 turut memberikan solidaritas kepada Tira Persikabo terkait masalah hukum dengan mantan pemain. Arema berharap Persikabo tetap mengawal proses hukum dugaan kasus pencemaran nama baik yang dilakukan mantan pemainnya, Alex dos Santos Goncalves. Hal itu sebagai pelajaran penegakan hukum atas perilaku negatif pemain.

Media Officer Arema FC Sudarmaji saat disinggung bagaimana jika permasalahan tersebut terjadi di tim Singo Edan, mengatakan bahwa akar permasalahan harus ditemukan. Namun ia pun menyarankan bahwa akan lebih bijak persoalan keduanya dapat diselesaikan secara musyawarah mufakat.

 

“Sesuai pengalaman Arema FC yang juga pernah menghadapi sengketa pemain, menurut kami, secara objektif  Tira Persikabo telah on the track sebenarnya. Menjalani mekanisme proses sidang gugatan sengketa pemain di Badan Penyelesaian Sengketa di DRC-FIFA. Bahkan taat dengan mekanisme yang telah diatur pasca-keputusan DRC,  yakni melakukan banding,” ujar Sudarmaji.

Sebaliknya, lanjut Sudarmaji, laporan Tira Persikabo atas dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan Alex adalah masalah yang berbeda dan tidak saling terkait dengan case di DRC-FIFA.

“Harusnya pemain sadar jika akan mengajukan perkaranya ke DRC-FIFA, tidak perlu diawali mengumbar opini ke media sosial. Ikuti dan menunggu hasil proses sidang yang berjalan. Percayakan keputusannya kepada DRC-FIFA. Bukan justru mengumbar persoalan ke medsos yang rentan dengan reaksi yang mengarah pada pencemaran nama baik,” ucap Sudarmaji.

Baca Juga  Duo Wonderkid Arema FC Dipinjamkan ke Deltras Sidoarjo

Menurut pengalaman Sudarmaji di tim Arema FC, DRC-FIFA tidak akan terpengaruh juga dengan opini yang berkembang di publik yang dilontarkan pihak yang bersengketa untuk memengaruhi keputusannya. Mereka hanya mengacu kepada dokumen legal kontrak kerja yang disampaikan oleh pihak bersengketa.

Karena itu, lanjut Sudarmaji, apa yang dilakukan pemain yang bersangkutan didanggap melakukan pelanggaran perilaku atau pelanggaran atittude. Maka, maklum jika klubnya melaporkan dugaan pencemaran nama baik.

Langkah hukum yang dilakukan Tira Persikabo, lanjut Sudarmaji, adalah sikap proporsional dalam menyikapi perilaku pemain yang dianggap melanggar atitude agar kelak tidak berulang lagi. Juga sebagai shock therapy agar menghormati klub yang saat itu menghadapi situasi sulit tapi terus dihimpit.

“Padahal kami yakin semua klub bersikap sama, berupaya mencari solusi melalui musyawarah, dan klub bukan abai terhadap tanggung jawabnya kepada pemain. Tapi pemain diajak bermusyawarah untuk mencari solusi ditengah kondisi sulit karena kompetisi dihentikan. Kompetisi berhenti bukan kemauan klub, tapi karena kondisi pandemi yang tidak mendapat izin penyelenggaraan dari pemerintah,” ungkap Sudarmaji.

Baca Juga  Aremania Tuntut Eduardo Out, Manajer Arema: Kita Lihat Tiga Laga ke Depan

 

“Pemain mestinya juga bijak menyikapi dengan memberi win-win solution. Musyawarah adalah langkah solusi yang ditempuh. Jika buntu, baru berlapor ke FIFA,” imbuh Sudarmaji.

Sudarmaji menyampaikan salut dengan langkah PSSI yang akan melakukan mediasi kedua pihak agar menemukan solusi. Pengalaman Arema FC, ungkap Sudarmaji, komunikasi intensif perlu dilakukan juga antara FIFA, pemain, klub serta federasi.

“Sesering mungkin berkomunikasi dengan FIFA tentang kondisi sebenarnya. Sanksi denda yang diputuskan FIFA selain bisa diajukan banding, juga dapat dimusyawarahkan antarpihak terkait pembayarannya. Jika penggugat bisa memahami kondisi klub, penggugat bisa memberikan persetujuan untuk melakukan pembayaran bertermin, dispensasi denda maupun pengakhiran sanksi dan denda,” kata Sudarmaji.

Karena ini kasus yang berbeda yang melibatkan institusi yang berbeda juga, maka sejatinya keduanya kasus ini, baik yang diputuskan DRC-FIFA tetap berjalan sesuai mekanismenya. Sebaliknya masalah laporan pencemaran nama baik yang dilaporkan ke institusi kepolisian juga tetap diproses.

“Untuk mendapatkan solusi, kembali lagi bisa diputuskan melalui musyawarah mufakat. Kami optimis dengan dimediasi federasi, kedua pihak bersengketa akan mendapatkan solusi terbaik. Meskipun ada regulasi yang mengatur,  semestinya persoalan bisa diselesaikan melalui pendekatan mufakat football family,” tutup Sudarmaji.



Hendra Saputra