INDONESIAONLINE – Laut dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 disebut sebagai ruang perairan di muka bumi yang menghubungkan daratan dengan daratan dan bentuk-bentuk alamiah lainnya. Laut membentuk kesatuan geografis dan ekologis beserta segenap unsur terkait, dan yang batas dan sistemnya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan hukum internasional.

Menurut sejarah, laut terbentuk sekitar 4,4 miliar tahun yang lalu. Awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu.

Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini.

Lalu, bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik. Di samping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk ke bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di bumi hingga terbentuklah lautan.

Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada di atmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan.

Baca Juga  Hasil Penelitian: Penyembelihan Kurban Sesuai Syariat Tak Timbulkan Rasa Sakit pada Hewan

Lantas, volume air laut di bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.

Sementara, air laut sendiri dikenal oleh banyak orang dengan warna biru indah yang luas tak terkira. Bahkan warna biru pada laut menjadi jenis warna tersendiri yakni biru laut.

Namun, tahukah kamu mengapa air laut berwarna biru?

Berbagai spekulasi muncul sejak kecil tentang kepercayaan bahwa lautan berwarna biru karena memantulkan langit biru.

Alasan sebenarnya laut tampak biru memang melibatkan refleksi, tapi itu bukan karena laut bertindak sebagai cermin ke langit.

Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat, lautan berwarna biru karena menyerap sinar matahari, dikutip dari Wonderopolis.

Pada saat sinar matahari mengenai perairan laut, molekul air secara alami menyerap sinar cahaya. Namun, tidak semua sinar diserap dengan cara yang sama.

Molekul air yang utama adalah menyerap panjang gelombang cahaya yang lebih panjang, seperti pada panjang gelombang merah, oranye, kuning, dan hijau.

Baca Juga  Kisah Gus Dur Kunjungi Makam Wali Qutub yang Menyembunyikan Diri di Gunung Lawu

Panjang gelombang yang lebih pendek, seperti panjang gelombang biru, cenderung dipantulkan kembali ke mata. Inilah sebabnya mengapa air laut menjadi terlihat warna biru.

Sebenarnya air laut tidak selalu terlihat biru. Kadang-kadang justru tampak lebih biru daripada di waktu lain. Misalnya, laut yang lebih dalam airnya.

Hal ini karena, semakin banyak air, semakin banyak cahaya yang diserap. Itu sebabnya perairan laut dalam mungkin tampak biru tua gelap.

Kondisi lain bisa juga berwarna biru muda atau hijau yakni di perairan dangkal yang lebih dekat ke pantai. Warna-warna ini mungkin hasil dari pantulan cahaya yang memantul dari dasar laut, sedimen mengambang, atau kehidupan tanaman, seperti ganggang dan fitoplankton.

Air laut sendiri disebut-sebut tidak bisa dikonsumsi manusia meski warnanya jernih dan juga bersih. Alasannya, melansir dari laman Live Science air laut mengandung terlalu banyak garam yang sulit untuk dikelola ginjal kita. Mengonsumsi air atau makanan yang kaya akan garam bisa memperlambat fungsi ginjal. Akibatnya, ginjal harus bekerja ekstra dan puncaknya bisa menyebabkan kematian. (mut/hel)