INDONESIAONLINE – Belum reda ramainya bentrok TNI dengan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, kini peristiwa serupa tapi tak sama terulang di Manado. TNI bentrok dengan rombongan pengiring jenazah.

Kejadian bentrok, seperti yang ditulis dalam unggahan akun medsos X @Gede_86 terjadi di depan wilayah Kodam XIII di Jalan 14 Februari, Teling Atas, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Ratusan komentar pun berlahiran di akun tersebut. Tak ingin jadi bola liar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi angkat suara terkait peristiwa itu.

Pernyataan Kadispenad

Kristomei membenarkan peristiwa terjadi di depan kantor Kodam XIII/Merdeka, Jalan Teling Atas, Manado pada Jumat (5/1/2024) sekitar pukul 15.30 Wita. Ia juga menyampaikan, insiden tersebut dipicu adanya iring-iringan jenazah. Di mana, salah satu warga menimbulkan kegaduhan lantaran menggunakan knalpot brong dan kemacetan.

Baca Juga  Amankan Perayaan HUT Arema ke-35, 1.000 Aparat Gabungan Diterjunkan

Hal itu yang membuat warga sepanjang jalan tersulut emosinya dan muncul bentrok kecil antar warga.

Padahal, lanjutnya, rombongan pengiring jenazah yang akan disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Teling Atas didampingi oleh Babinsa dan Babinkamtibmas.

“Saat itu, pengiring sudah mendapat imbauan agar tidak membuat kegaduhan di sepanjang rute perjalanan,” ucapnya, Sabtu (6/1/2024).

Kristomei melanjutkan, sepanjang jalan, Babinsa bersama Bhabinkamtibmas yang mendampingi kembali menyampaikan imbauan kepada rombongan iringan jenazah agar tertib dan tidak menimbulkan kegaduhan.

“Pukul 15.30 Wita, pada saat rombongan pelayat melewati Pintu 2 Makodam, Babinsa kembali mengingatkan kepada rombongan pengantar jenazah bahwa jangan membuat kegaduhan, namun tidak terima karena sebagian besar pengiring dalam pengaruh minuman keras,” terangnya.

Baca Juga  Viral, Polisi Tidak Tilang Pengendara Celana Loreng walau Lewati Jalur Busway

Masih menurut Kristomei, rombongan iring-iringan jenazah tersebut justru semakin melakukan kebisingan dengan menggeber-geber gas sepeda motor knalpot brong.

“Warga setempat yang melihat kejadian itu merasa terganggu dengan iring-iringan tersebut spontan turun ke jalan dan menghadang rombongan sehingga terlibat bentrok,” ungkapnya.

Anggota Kodam XIII/Mdk yang berada di Makodam saat melihat keributan tersebut keluar dengan maksud untuk melerai. “Namun justru mendapat provokasi knalpot brong dari rombongan pengiring,” ujarnya.

Akibatnya, hal tersebut kembali memicu bentrokan antara anggota kodam XIII yang dibantu warga setempat dengan rombongan pengiring. “Namun akhirnya situasi dapat dikendalikan dan ditenangkan oleh anggota Makodam XIII dan rombongan jenazah melanjutkan perjalanan,” pungkasnya.