INDONESIAONLINE – Mantan Gubernur DKI, Anies Rasyid Baswedan baru saja memberikan kuliah umum di ST Lee Annual Lecture, Crawford School of Public Policy di Australian National University (ANU), Canberra, Australia. ANU ini diketahui adalah salah satu kampus terbaik di Negeri Kangguru tersebut.

“Dalam kuliah umum ini dibahas soal bagaimana memastikan bahwa proses teknokrasi di pemerintahan dibuat sinkron dengan proses demokrasi,” kata Anies Baswedan dikutip dari laman Intagramnya.

Kuliah umum itu berangkat dari banyak pengamat yang memperingatkan bahwa demokrasi sedang mundur di seluruh dunia. Salah satu alasan kecenderungan ini adalah bahwa model pembangunan non-demokratis semakin menarik penganutnya.

Dari perspektif para penganutnya, proses demokrasi yang kompleks menghambat implementasi kebijakan dan pada akhirnya mengakibatkan kegagalan untuk memberikan manfaat bagi rakyat. Sebaliknya, bentuk pemerintahan yang kurang demokratis, dengan kendala politik yang lebih sedikit, dapat memfasilitasi proses pembuatan kebijakan yang lebih cepat dan lebih efektif, sehingga lebih berhasil dalam membawa manfaat bagi rakyat.

Baik secara historis maupun kontemporer, narasi semacam ini mendapat dukungan politik di Australia dan Indonesia.

Dalam kuliah ini, Dr Anies Baswedan menantang anggapan semacam itu. Dia berpendapat pemerintahan yang demokratis pun bisa mencapai keberhasilan pembangunan. Dia menjelaskan mengapa ia percaya bahwa demokrasi dapat mewujudkan itu.

Baca Juga  Peringatan HPN 2023, PWI Jatim Gelar Berbagai Kegiatan di Kediri

Semua itu berbekal pengalamannya dalam kebijakan publik, khususnya sebagai Gubernur Jakarta, Anies membagikan pandangannya tentang bagaimana demokrasi dapat berfungsi secara efektif untuk memberikan kemajuan dan pembangunan bagi rakyat.

“Kami tiba diterima oleh Rektor ANU, Dekan dan beberapa dosen senior di kampus ini,” kata Anies. Gedung kuliah umum yang cukup besar ini dipenuhi mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas. “Senang sekali bisa jumpa lagi dengan begitu banyak teman lama, para dosen dan peneliti di ANU,” katanya.

Dalam kuliah ST Lee 2023, Dr Anies Rasyid Baswedan, Gubernur Jakarta periode 2017-2022, membahas pandangannya tentang Indonesia saat ini, khususnya tentang demokrasi dan visinya untuk masa depan negara.

Menanggapi kuliah umum yang baru saja disampaikan Anies ini, Tokoh Pendidikan Jatim Isa Ansori memuji apa yang disampaikan oleh Anies di kampus negara tetangga tersebut.

“Kita melihat bahwa betapa gagasan Anies tentang keterbukaan, kritik dan bagaimana cara meresponnya, menunjukkan bahwa beliau sangat menghargai perbedaan. Baginya perbedaan adalah sebuah keniscayaan, sehingga kalau dikelola dengan baik akan menjadi kekayaan bangsa,” ujarnya, Rabu (8/3).

Baca Juga  Jatim Catat Inflasi Februari 2024 2,81%, Sumenep Tertinggi

Menurut dia bangsa ini butuh karakter pemimpin seperti Anies. “Karakter yang tidak anti kritik, menghargai dan santun dalam merespon kritik,” imbuh pria yang juga anggota Dewan Pendidikan Jatim ini.

Sekadar diketahui, Dr Anies Rasyid Baswedan menjabat sebagai Gubernur Jakarta periode 2017-2022. Dia juga merupakan Pendiri Indonesia Mengajar, Ketua Ikatan Gubernur Indonesia, dan Wakil Ketua Dewan Pengarah C-40 yang dipimpinnya bersama Walikota London dan Gubernur Tokyo. Ia juga menjadi Co-Chair Urban-20 Forum sebagai bagian dari Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022.

Sebelum menjabat sebagai gubernur, Dr Baswedan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2014-2016). Untuk periode 2007-2014, dia adalah rektor Universitas Paramadina, sebuah universitas swasta terkemuka di Jakarta. Dia adalah rektor universitas termuda di Indonesia ketika terpilih pada tahun 2007.

Anies memperoleh gelar PhD di bidang Ilmu Politik dari Northern Illinois University, MA di bidang Manajemen Publik dari School of Public Policy di University of Maryland, dan BA di bidang Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada.