INDONESIAONLINE – “Kalau engkau sadar akan-Ku, engkau akan melewati segala rintangan kehidupan yang terikat atas karunia-Ku. Akan tetapi, kalau engkau tidak bekerja dengan kesadaran seperti itu melainkan bertindak karena keakuan palsu, dan tidak mendengar-Ku, engkau akan hilang.”(Sloka 18.58).

Begitulah satu sloka dari total 18.78 sloka dalam buku Bhagavad-Gita Menurut Aslinya karangan Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, seorang janmo pinilih pinito (manusia yang dipilih Tuhan untuk membawakan misi-misi-Nya).

Berisi 18 Bab, Bhagavad-Gita ini bukan sekedar karya tulis tentang perang Bharatayudha antara Pandawa yang lurus dengan Kurawa yang batil. Tapi buku ini menjelma kidung rohani bagi para penganut kesadaran Krsna maupun para sarjana di seluruh dunia.

Bahasa yang tepat, indah dengan nilai sastra dan filosofis tinggi bersenyawa dengan pengertian rohani yang mendalam dari penulis yang secara garis perguruan rohani memiliki hubungan dengan Krsna, yaitu di garis ke-32.

Baca Juga  Mau Bertani? Simak Cara Pilih Benih Tanaman yang Berkualitas

“bharatamrta-sarvasvam. Visnu-vaktrad vinihsrtam. gita-gangodakam pitva punar janma na vidyate.” (Orang yang meminum air gangga pasti akan mencapai kebebasan, apalagi orang yang meminum air Bhagavad-Gita;h. 31).

Bhagavad-Gita yang ditulis lebih kurang 5000 tahun yang lalu dan berisi sari-sari kitab Veda yang mengandung ajaran kerohaniaan untuk mencapai kesempurnaan hidup disampaikan dalam bentuk dialog antara Krsna dan Arjuna di medan Kuruksetra.

Di tangan, pikiran dan hati A.C. Bhaktivedanta Svami Prabhupada, Bhagavad-Gita Menurut Aslinya, setelah mengarungi samudera waktu dan mengalami penurunan inti ajaran Krsna karena penipuan guru-guru dan yogi-yogi palsu, telah kembali mengetuk jutaan orang untuk membaca, menyelami dan mempraktekkan ajaran Bhagavad-Gita.

“Bhagavad-Gita Menurut aslinya akan memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengerti arti sejati kebudayaan timur,” tulis Dr. Kailash Vajpeye Director of Indian Studies The University of Mexico.

Baca Juga  Klub Liga Jerman Ini Pernah Bawa Singa ke Lapangan untuk Takuti Pemain Lawan

Pembaca dari agama mana pun, pendapat filsafat mana pun yang membaca buku ini dengan hati terbuka pasti akan sangat terkesan, ucap Dr. Garry Gelade Dept. Of Psychology Oxpord University, England.

Buku yang diterbitkan tahun 1985 oleh The Bhaktivedanta Book Trust International dan dialih bahasakan penerbit Hanuman Sakti telah terjual sebanyak 17.500 exp dari tahun 1985 -2000 untuk versi bahasa Indonesia; tampil dengan perwajahan yang indah dan gambar-gambar yang bagus.

Nainam chindanti sastrani nainam dahati pavakah na cainam kledayanty apo na sosayati marutah.

(Sang roh tidak pernah dapat dipotong menjadi bagian-bagian oleh senjata manapun, dibakar oleh api, dibasahi oleh air, atau dikeringkan oleh angin. Sloka 2.23 h.104). Begitulah Bhagavad-Gita adanya, sejak ribuan tahun yang lalu sampai sekarang.