JATIMTINES – Bank Sampah di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi mengembangkan budi daya maggot yang mampu mengurangi 1 ton sampah organik dalam sehari.

Budi daya maggot itu dilakukan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R, Kelurahan Penganjuran, Kecamatan Banyuwangi. Selain mampu mengurangi sampah ternyata mampu mendatangkan rupiah yang cukup menggiurkan.

Baca Juga : Komisi C DPRD Minta PT BPR Bank Tulungagung Luncurkan Produk Pinjaman Tanpa Jaminan bagi Pelaku Usaha Mikro 

 

Budi daya maggot ini menggunakan lahan dengan ukuran 60 cm X 200 cm yang dibuat dua tingkat. Ada sekitar 10 petak tempat budi daya maggot di Bank Sampah yang lokasinya berada di sebelah barat Stadion Diponegoro Banyuwangi. Setiap biopond terdapat maggot dengan berbagai ukuran mulai dari kecil, sedang dan besar yang siap panen.

Setiap hari pihak pengelola memberikan makanan untuk gerombolan maggot yang berasal dari makanan sisa dari hotel resto dan warung serta sayur dan buah maupun bahan makanan yang berasal dari sampah organik rumah tangga.

Baca Juga  Pasang Stiker Khusus, DLH Kota Malang Identifikasi Sampah ke TPA Supit Urang

Cara memberikan makanan pada Maggot cukup mudah yaitu dengan meletakkan di biopond dan langsung diserbu oleh kawanan maggot yang bergeliat dan berdesak-desakan untuk memperoleh makanan.

Menurut Agus Supriadi, Koordinator Bank Sampah Banyuwangi, budidaya maggot yang dia kembangkan bersama dengan beberapa rekannya salah satunya untuk mengurangi volume sampah organik.

“Utamanya sampah organik dapur (SOD). Kapasitas kami bisa 100 kilo maggot sehari dengan kapasitas pakan per harinya kurang lebih 1 ton sampah organik,” jelas Agus saat menerima kunjungan Kepala Desa Olehsari pada Selasa (19/07/2022).

Agus juga menerangkan, maggot hanya membutuhkan sampah organik untuk tumbuh, selama seminggu belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) itu sudah siap panen.

“Dari pembibitan yakni baby maggot sampai nanti besar penjualan (panen), hanya membutuhkan waktu satu minggu. Tergantung makanan itu sendiri,” kata Agus.

Baca Juga : Kepolisian All Out Lakukan Pengamanan Rangkaian Kejurnas Balap Sepeda INC 2022 di Banyuwangi 

 

Maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik 2 sampai 5 kali bobot tubuhnya selama 24 jam. Satu kilogram maggot dapat menghabiskan 2 sampai 5 kilogram sampah organik per hari.”Segerombolan maggot ini hanya membutuhkan sekitar  30 menit untuk menjadikan sampah organik bisa terurai,” imbuhnya.

Baca Juga  Menuju 6th ASEAN ESC Award, Program Kabupaten Malang Bersih Resmi Diluncurkan

Agus menuturkan, selain bisa mengurai sampah organik, ternyata maggot juga memiliki nilai rupiah. Di mana pangsa  pasar maggot adalah para peternak lele, ayam, burung  hingga peternak ikan hias.

“Setiap hari kita bisa menghasilkan 75 – 100 kilo maggot, dengan harga per kilogramnya Rp 6 ribu – Rp 7 ribu. Bahkan kami masih kekurangan stok dari permintaan konsumen,” ungkapnya.

Saat ini Bank Sampah terus berupaya melakukan perluasan pengembangan budidaya maggot melalui mitra Bank Sampah, yang tersebar di sejumlah daerah di Banyuwangi.

“Kita kembangkan dengan beberapa mitra yang sudah ada, mulai  dari Banyuwangi Kota sampai Rogojampi dan Jajag. Itu tanpa modal, mereka kita berikan bibit secara gratis, melakukan pembesaran, mereka juga tidak kesulitan pemasaran. Karena kita yang membelinya,”  pungkas Agus.