JATIMTIMES – Produk mikro kecil menengah (UMKM) asal Kabupaten Gresik kembali merambah pasar luar negeri. Terbaru, jeruk nipis hasil perkebunan Desa Kebonagung, Kecamatan Ujungpangkah.

Jeruk nipis tersebut diekspor ke Malaysia dan Singapura. Pelepasan ekspor perdana ini dilakukan oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani bersama Diskoperindag, Dinas Pertanian dan Bea Cukai Gresik.

Gus Yani mengatakan, produk UMKM Gresik harus mampu bersaing di pasar Internasional. Tujuannya, untuk meningkatkan ekonomi UMKM di Kota Pudak-sebutan lain Gresik. “Pemerintah terus memacu percepatan pemulihan ekonomi daerah, sekaligus merealisasikan Program Nawa Karsa Gresik Baru,” ujar Gus Yani

Dijelaskan, Desa Kebonagung terdapat potensi jeruk nipis sangat luar biasa, lahan kebun jeruk nipis seluas 450 hektar menghasilkan rata-rata per hektar 2 sampai 3 ton tiap panen.

Oleh sebab itu, perlu strategi pengembangan. Jangkauan pasar tidak hanya di lokal, tetapi hingga ke luar negeri. Maka, pendampingan secara berkelanjutan sampai promosi dan mendapatkan Buyer di Singapura dan Malaysia.

Baca Juga  Gandeng Ponpes Manbaul Ulum, Rumah Sedekah NU Gelar Pelatihan untuk Santri

“Dengan demikian, para pelaku usaha perlu kesiapan, ketangguhan dan semangat. Dinas terkait harus memberikan kemudahan yang diperlukan UMKM. Baik kualitas dan kuantitas serta akses pasar,” imbuhnya.

Mantan Ketua DPRD Gresik itu menyatakan, pengembangan jeruk nipi juga dapat dilakukan dengan mengolah jeruk nipis menjadi produk olahan yang bernilai Ekonomis. Misalnya diolah menjadi minuman baik berbentuk cair, ekstrak, serbuk instans, atau diolah menjadi produk sabuk, kosmetik dan lainnya.

“Pengolahan dapat dilakukan lewat koperasi yang sudah dibentuk, ini dapat mengurangi pengangguran dan solusi melimpahnya hasil pertanian. Sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Gus Yani berharap, Koperasi Super Lime yang sudah dibentuk desa dapat membaca peluang dan fokus melihat perkembangan pasar. Serta para petani fokus meningkatkan kualitas pertanian. “Mudah-mudahan Koperasi Super Lime ini menjadikan Kebonagung menjadi Desa Devisa atas Produk Perkebunan,” pungkasnya,” harapnya.

Baca Juga  3 Tahun Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Desa Jugo Blitar Tutup Jalan dengan Beton

Sementara itu Kepala Desa Kebonagung Lubis Farisman, menyampaikan diawal pandemi pada tahun 2020 kondisi pertanian di ebonagung sangat memprihatinkan. Harga jeruk nipis terendah mencapai Rp 700 rupiah per kilogram. “Alhamdulillah, berkat dukungan Pemkab Gresik dan dinas terkait sudah berhasil membentuk Koperasi Super Lime yang bertujuan meningkatkan ekonomi masyarakat. Dan hari ini launching perdana UMKM jeruk nipis,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Kasi Kepabeanan dan Cukai V KPP Bea Cukai Gresik Eko Rudi Hartono, mengatakan, adanya koperasi yang sudah dibentuk oleh Pemdes Kebonagung diharapkan berani melakukan ekspor sendiri. “Bea Cukai, Diskoperindag dengan Asosiasi Gading Emas akan selalu siap berkolaborasi untuk meningkatkan Ekspor Jeruk Nipis hasil perkebunan Desa Kebonagung,” pungkasnya. (ADV)



Syaifuddin Anam