INDONESIAONLINE – Baru-baru ini Paxlovid, pil yang disebut-sebut sebagai obat Covid-19, tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan para medis. Salah satu Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Jakarta, dr. Samuel L. Simon, Sp.KK membagikan unggahan dokter Spesialis Jantung dan Penyakit Dalam dari Los Angeles, dr. Afshine Emrani MD FACC. 

Dalam unggahan itu, dr. Afshine Emrani MD FACC mengungkapkan bahwa dirinya tidak meresepkan Paxlovid untuk orang sehat usia kurang dari 70 tahun yang positif Covid. 

“Saya katakan pada mereka (pasien covid) untuk minum, Vit D3 10.000, Zinc 50 mg, C 3.000 mg. Setiap hari selama 10 hari, dengan minum air yang banyak dan tidur,” ungkapnya. 

“Dari hasil tersebut, tidak ada satupun pasien saya yang masuk RS dan semua baik-baik saja,” ujarnya Dr. Afshine.

Ditambahkan dr Samuel, bahwa Paxlovid adalah obat antivirus oral yang mendapatkan izin edar selama masa darurat atau Emergency Used Authorization (UEA). Obat tersebut buatan Pfizer dan dinilai harganya terlalu mahal. 

Baca Juga  Terapi Bekam Jelas Tingkatkan Imun, dr Zaidul Akbar Sarankan Tanggal Ini di Bulan Islam

“Back to basic aja deh. Penyakit infeksi akibat virus itu tidak ada obatnya, hanya imunitas tubuh sendiri yang bisa mengatasi, jadi cukup minum obat yang sudah terbukti meningkatkan imunitas dan istirahat tidur yang cukup. Paling lama 7 hari sudah sembuh,” kata dr. Samuel. 

Dr. Samuel juga menceritakan saat dirinya berkuliah di Jerman ada seorang Internis bernama Prof. Thieme yang mengatakan flu diobati perlu waktu 7 hari untuk sembuh. “Sedangkan tanpa obat perlu seminggu. Jadi sami mawon kan (sama aja kan diobati dan tidak diobati),” ungkapnya. 

Diketahui, Kepala Badan POM RI, Penny K Lukito telah menyetujui tablet Paxvloid yang digunakan untuk mengobati pasien Covid sejak Juli lalu. 

Tablet Paxvloid itu sendiri berupa salut selaput dalam bentuk kombipak yang terdiri dari Nirmatrelvir 150 mg dan Ritonavir 100 mg. 

Baca Juga  Sukseskan BIAN, Pemkot Mojokerto Sediakan 239 Titik Imunisasi Gratis

Pil tersebut digunakan untuk mengobati COVID-19 pada orang dewasa yang tidak memerlukan oksigen tambahan dan yang berisiko tinggi terjadi progresivitas menuju COVID-19 berat dan hanya boleh dikonsumsi berdasarkan rekomendasi dokter.

Januari 2022 lalu, sebanyak 400 ribu obat buatan Pfizer ini telah tiba di Indonesia. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, pada Januari 2022 itu, juga mengatakan Paxlovid selanjutnya akan diproduksi di dalam negeri pada Maret-April, melalui PT Amarox.

Paxlovid, kata Budi saat itu, diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo agar tidak hanya tersedia di puskesmas atau rumah sakit pemerintah saja, tapi juga di apotek dan toko obat.

Di AS, Paxlovid dibanderol dengan harga eceran sekitar USD25 atay sekitar Rp 374 ribu. Sementara di Indonesia, belum ada informasi terkair harga eceran tertinggi (HER) obat Paxlovid di pasaran.