INDONESIAONLINE – Kenaikan harga kapas dunia mulai memicu persoalan di kalangan pengusaha tekstil. Salah satu contohnya, perajin kain tenun di Kediri, Jawa Timur, yang mulai menaikkan harga jual untuk menutup kebutuhan benang.

Siti Ruqoyah, perajin tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, mengatakan kenaikan harga tenun ikat dipicu atas naiknya harga benang beberapa bulan terakhir.

Wanita berusia 52 tahun itu mengaku, kenaikan harga benang tersebut mencapai kurang lebih 30 persen. Kenaikan itu pun terjadi mulai dari Januari 2022 hingga awal Juli 2022. 

Ruqoyah mencontohkan, sebelum adanya kenaikan, harga benang per 5 kilogram dibeli seharga Rp 780.000 per 5 kilogram. Namun kini, harga benang tersebut sudah mencapai diharga Rp 1000.000 per 5 kg.

Baca Juga  OJK Keluarkan Ketentuan Penyempurnaan PAYDI dan Fintech Lending

Atas naiknya harga benang tersebut, Roqoyah menaikkan harga jual produk tenun ikatnya. Yakni dari Rp 180.000 per potong berukuran 2,5 meter menjadi Rp 200.000. “Jadi, harga tenun ikut saya naikkan untuk menutup angka kenaikan pembelian benang tadi,” ujarnya.

Sementara itu, mesti harga jual tenun ikat dinaikkan, Ruqoyah mengaku kenaikan tersebut tidak memengaruhi angka permintaan terhadap tenun ikat produksinya. Sebab, menurut Ruqoyah, tenun ikat memiliki segmen pangsa pasar tersendiri.

Sedangkan untuk sehari, angka permintaan tenun ikat yang diproduksi Ruqoyah mencapai kurang lebih 100 kain potong. “Kenaikan harga dinilai masih terjangkau bila dibandingkan produksi pabrikan. Sejauh ini justru angka permintaan yang masuk tak pernah berhenti atau selalu ada. Bahkan  kami justru terkadang harus menolak pesanan karena orderan yang masuk telah banyak,” ungkapnya.

Baca Juga  Sherpa Track Meeting Ke-2 di Labuan Bajo, Akan Orkestrasi Isu Substansi Prioritas Menuju Leader’s Declaration