Fenomena Langka, Kabut Selimuti Pantai Balekambang di Siang Bolong

INDONESIAONLINE – Pantai yang biasanya identik dengan suhu panas, justru berbanding terbalik dengan fenomena langka yang terjadi di Pantai Balekambang, Sabtu (7/10/2023). Bagaimana tidak, di siang bolong kabut tebal justru menyelimuti salah satu destinasi wisata yang dikelola oleh Perumda Jasa Yasa tersebut.

Fenomena langka tersebut terjadi sejak menjelang siang sekitar pukul 11.00 WIB, hingga Sabtu (7/10/2023) malam. Bahkan daun-daunan tumbuhan yang ada di sekitar Pantai Balekambang sampai berembun.

Fenomena langka yang belum pernah terjadi sebelumnya tersebut, sontak membuat para pengunjung terlihat begitu menikmati suhu dingin yang menyelimuti Pantai Balekambang. Wajar saja, beberapa hari belakangan ini, data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso menyebut, rata-rata suhu di Malang Raya tembus 35 – 38 derajat.

Sementara itu, saat berita ini ditulis suhu di Pantai Balekambang berada dikisaran 28 derajat. Sedangkan saat pertama kali kabut turun, yakni mulai pukul 11.00 WIB hingga menjelang Sabtu (7/10/2023) malam, suhu di Pantai Balekambang disebut sempat menyentuh angka kisaran 20 derajat celsius.

Fenomena langka tersebut juga dibenarkan oleh oleh Kasi Pengamanan (PAM) sekaligus Koordinator Lapangan Pantai Balekambang Sujono, saat dikonfirmasi Sabtu (7/10/2023) malam. “Kabutnya dingin sekali seperti di Bromo, ini kejadian sangat langka,” tuturnya.

Baca Juga  Ustaz Hanan Attaki Jadi Warga NU, Dibaiat Ketua PWNU Jatim di Malang

Menurut Sujono, fenomena langka tersebut terjadi bukan pada waktu pagi hari. Namun justru pada saat terik matahari menyengat. Yakni sekitar pukul 11.00 WIB.

“Kejadiannya mulai tadi siang sampai malam ini (Sabtu, 7/10/2023). Kabutnya dingin sekali, tadi pagi belum nampak (kabut). Baru sekitar jam 11.00 WIB, waktu panas-panasnya itu kabut baru datang dari arah selatan,” terangnya.

Sebagai gambaran, fenomena langka berupa kabut dingin yang menyelimuti Pantai Balekambang tersebut, hingga menyebabkan daun berembun. “Di daun sampai ada embun, padahal jam 11.00 WIB. Sampai saat ini, kabutnya juga masih ada,” ucap Sujono saat dikonfirmasi media online ini pada Sabtu (7/10/2023) malam.

Meski diselimuti kabut tebal, diterangkan Sujono, namun fenomena langka tersebut tidak sampai berdampak pada tingginya gelombang pantai. Sehingga para pengunjung bisa tetap berwisata dengan disuguhkan suhu dingin seolah berwisata ke Gunung Bromo.

“Ini (kabut) fenomena pertama, cuaca disini (Pantai Balekambang) enak, gelombang (pantai) juga normal,” tuturnya.

Baca Juga  Was-Was Omicron, Jatim Park Berharap tidak Ada Penutupan Objek Wisata

Dari pantauan media online ini, saat kabut turut menyelimuti Pantai Balekambang, para pengunjung terlihat begitu antusias. Mereka seolah tidak takut tersengat teriknya matahari lantaran terselimuti dengan tebalnya kabut.

Terlihat, para pengunjung dengan leluasa bermain air di bibir pantai. Sebagian dari mereka juga terlihat duduk hingga berbaring santai di pinggir pantai.

“Pengunjung sangat senang dengan adanya fenomena alam yang langka seperti ini, mungkin karena kemarin-kemarin cuaca sangat panas sekali. Bahkan informasinya, panas di Malang mencapai lebih dari 35 derajat,” ungkapnya.

Sebelum fenomena langka tersebut terjadi, dijelaskan Sujono, sehari sebelumnya suhu di Pantai Balekambang mencapai kisaran 34 derajat celsius. Sementara itu, pada Sabtu (7/10/2023) menjelang siang saat fenomena langka kabut tebal terjadi, suhu menyentuh angka kisaran 20 derajat celsius.

“Di Malang pada umumnya panas, tapi justru di Balekambang malah dingin, enak, pengunjung juga sangat menikmati sekali. Kemarin panasnya (di Balekambang) sekitar 34 derajat, tapi tadi sampai turun derastis, sampai dingin, kurang lebih 20-an (derajat celsius),” tukas Sujono.