INDONESIAONLINE – Sejumlah fenomena alam akan terjadi di akhir Ramadan 2023. Salah satunya adalah gerhana matahari hibrida yang akan berlangsung pada 20 April 2023. Lantas apa saja dampaknya bagi kehidupan sehari-hari?
Peneliti Pusat Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menyampaikan bahwa gerhana matahari hibrida ini adalah perpaduan dari gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin.
Pada fenomena langka ini, masyarakat dapat menyaksikan perubahan dari fase gerhana matahari cincin ke gerhana matahari total dan diakhiri gerhana matahari cincin dalam waktu yang singkat.
Sehingga ada beberapa dampak yang terjadi akibat dari fenomena tersebut. Di antaranya perubahan suhu, kondisi langit, dan perubahan perilaku hewan.
Lebih lanjut, Andi menjelaskan wilayah yang mengalami gerhana Matahari akan merasakan penurunan suhu sebesar 4-5 derajat Celcius.
“Udara di sekitar menjadi sangat dingin. Hal ini karena intensitas radiasi .atahari itu berkurang,” kata Andi, Rabu (12/4/2023).
Dia menjelaskan bahwa penurunan suhu itu bisa terjadi baik saat gerhana matahari total maupun cincin.
Selain itu, saat terjadi gerhana matahari, kondisi langit yang sebelumnya cerah bisa menjadi gelap seperti malam hari.
“Konsekuensinya adalah bintang yang selama ini tidak terlihat saat siang hari dikarenakan intensitas (sinar) matahari lebih dominan. Bintang tersebut akan muncul (saat gerhana matahari hibrid),” ungkapnya.
Termasuk, kata Andi, planet-planet yang berada di atas garis pemisah Bumi dan langit juga akan terlihat ketika gerhana matahari terjadi.
Sementara itu, terjadinya fenomena ini juga akan memengaruhi perilaku beberapa jenis hewan tertentu. Seperti hewan nokturnal yang sangat peka terhadap cahaya, misalnya burung hantu.
Saat gerhana matahari berlangsung, misalnya burung hantu akan terbangun sesaat. Namun akan kembali tidur jika gerhana matahari usai. (bn/hel)