INDONESIAONLINE – Status oranye ditetapkan oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) atas erupsi Gunung Semeru, Kamis (28/12/2023).

Penetapan status itu untuk keamanan penerbangan (VONA/Volcano Observatory Notice for Aviation) serta seluruh maskapai penerbangan untuk semakin waspada.

Warna oranye juga diartikan sebagai letusan dengan kode yang berpotensi membahayakan penerbangan, sehingga setiap pesawat harus menghindari kawasan di sekitar gunung tersebut.

Informasi erupsi gunung Semeru itu diketahui dari unggahan akun X @info_semeru, Kamis (28/12/2023) sekira pukul 11 41 WIB.

“Dilaporkan terjadi erupsi dengan kode warna penerbangan orange,” tulis keterangan akun tersebut pada Kamis (28/12/2023) sekira pukul 12.00 WIB.

Menurut penjelasannya, abu vulkanik erupsi Semeru tidak teramati secara visual lantaran tertutup kabut. Sementara erupsi terekam di seimograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 89 detik.

Baca Juga  Semarakan Tahun Baru Islam, Rumah Sedekah NU Barangkatkan 5 Anak Yatim Umroh

Sementara itu, dalam situs resmi Magma ESDM tertulis notifikasi untuk keamanan penerbangan (VONA/Volcano Observatory Notice for Aviation) adalah status oranye, per Kamis (28/12/2023).

Pembagian VONA

VONA terbagi ke dalam tingkatan notifikasi seperti hijau, kuning, oranye, dan merah. Hijau mengindikasikan kondisi normal dan aman untuk penerbangan. Sementara kuning yakni mulai ada aktivitas vulkanik dan maskapai diminta waspada.

Sedangkan merah menunjukkan terjadi erupsi abu vulkanik di udara dengan parameter tertentu sehingga ada larangan kepada maskapai penerbangan untuk beroperasi di sekitar wilayah gunung yang mengalami erupsi tersebut.

PVMBG juga mengimbau agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Baca Juga  Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan Capai 700 Meter 

“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” imbaunya.

Selain itu, PVMBG juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

“(masyarakat diharapkan) Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ugkap Mukdas Sofian (bn/dnv).