Agama  

Gus Baha Beber Dampak Over Beramal Saleh, Bahaya bagi Agama

Gus Baha Beber Dampak Over Beramal Saleh, Bahaya bagi Agama
Gus Baha (@kajian.gusbaha)

INDONESIAONLINE – Beramal saleh sangat dianjurkan dalam ajaran agama Islam. Namun, meskipun dengan beragam amal saleh yang dikerjakan, umat Islam tetap harus berhati-hati bertindak dalam beragam situasi karena terdapat beberapa kasus yang merusak amal saleh.

Salah satunya seperti yang disampaikan KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam ceramahnya. Dia mengungkap orang yang terlalu over beramal saleh justru akan berbahaya bagi agama.

“Jadi kesalehan-kesalehan yang over itu akan bahaya bagi agama,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short Santri TV, Kamis (14/11).

Ia pun mengatakan, penyebab bahayanya orang terlalu over dalam beramal saleh kerap terjadi di tengah-tengah masyarakat. Tentu saja kita pernah menjumpai seseorang yang asyik beribadah kepada Allah SWT, namun acuh terhadap permasalahan yang ada di lingkungan sosialnya.

Gus Baha menyebut alasan saleh yang terlalu over ini bisa membahayakan agama karena akan melukai hukum sosial. “Karena agama nanti seperti melukai hukum sosial,” katanya.

Gus Baha kemudian menyodorkan contoh orang yang beramal saleh terlalu berlebihan seperti saat orang menomorsatukan Al-Quran tapi dalam waktu bersamaan ia melalaikan tanggung jawabnya sebagai seorang kepala rumah tangga. Misal saat sedang membaca Al-Quran, lantas Anda membiarkan anak yang sedang sakit atau menangis dengan dalih sedang membaca Al-Quran. Itu, menurut Gus Baha, merupakan suatu kesalahan yang besar.

“Misalnya Anda menomorsatukan Al-Quran, lalu membaca Al-Quran habis Maghrib, anakmu menangis tidak kamu urusi, istrimu minta tolong tidk kamu urusi,” kata Gus Baha.  “Alasan kamu lagi membaca Al-Quran, Al-Qur’an nomor satu. Anak sakit, anak menangis bukan urusan saya. Berarti kamu demi Al-Quran tapi melukai hukum sosial,” sambungnya.

Ia pun menegaskan jika kesalehan seperti itu keliru karena yang dilakukan justru melawan Al-Quran yang isinya harus memiliki kepekaan sosial yang juga merupakan saah satu bentuk kesalehan atau kebaikan.

“Sementara Al-Quran yang kamu baca itu artinya waahsinuu innallaha yuhibbul muhsiniin (lakukan kebaikan, Allah mencintai sesuatu yang baik),” tegasnya.  “Makanya Sayyidina Ali marah besar ketika orang Khawarij membaca Al-Quran, disuruh membela yang benar tidak mau,” sambungnya.

Gus Baha menerangkan bahwa isi Al-Quran itu menyuruh untuk menolong orang. Oleh karena itu, jika membaca Al-Quran tapi melalaikan kesalehan sosial, maka sama saja menyelisihi isi Al-Quran itu sendiri. (mt/hel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *