Hilirisasi Hasil Penelitian, 23 Tim Dosen UB Dapat Hibah Matching Fund Rp 11,7 Miliar

INDONESIAONLINE – Hibah Matching Fund diperoleh 23 tim dosen Universitas Brawijaya (UB) yang terdiri dari 21 tim dosen S1 dan 2 tim dosen Vokasi UB. Hibah Matching Fund yang diperoleh dengan jumlah yang cukup fantastis, yakni Rp 11 miliar untuk dosen S1 dan Rp 700 juta untuk dosen Vokasi.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UB, Prof Luchman Hakim menyampaikan, matching fund yang diterima untuk penguatan kolaborasi dan akselarasi hilirisasi antara insan akademik perguruan tinggi dengan mitra dunia usaha dan dunia industri (DUDI), pemerintah daerah, dan mitra lainnya.

Program matching fund ini merupakan program pendanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), dimana dari kolaborasi yang terjalin dengan  DUDI untuk secara bersama-sama membentuk ekosistem Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM).

“Melalui matching fund, UB bisa mensupport pendanaan dan menstimulasi dosen untuk melalukan hilirisasi dari inovasi yang dihasilkan dosen, memfasilitasi kerjasama dengan dunia usaha industri,  serta menyediakan ruang bagi implementasi MBKM,” kata Prof Luchman.

Pada periode Maret dan April 2022, UB mengirim total 108 proposal hibah matching fund, 30 di antaranya dipanggil seleksi dan verifikasi kelayakan.

Keberhasilan meraih dana hibah matching fund tahun 2022 diumumkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud Ristek RI pada tanggal 12 Juli 2022 melalui surat 0540/E/KS.06.02/2022 tentang penerima bantuan Pendanaan Program Matching Fund Tahun anggaran 2022 periode Maret dan April Gelombang 3.

Terdapat 21 tim yang lolos penetapan pendanaan dengan total dana dari Dikti sebesar Rp 11 Milyar lebih.

Penerima Hibah matching fund Dikti ini tersebar di berbagai fakultas, seperti FTP dengan 5 Tim, FT 5 tim, MIPA 4 tim, FPT 3 tim, dan FH, FE, FP, Filkom masing-masing 1 tim. Program matching fund UB juga berkontribusi dalam penyelenggaraan MBKM untuk mahasiswa.

Tercatat 304 mahasiswa terlibat aktif dalam penyelenggaraan matching fund tahun ini. Dari tim yang lolos pendanaan, sebanyak 112 dosen terlibat dalam pelaksanaan program, yang merupakan sumber pendukung indikator kinerja utama UB. Sampai penetapan Gelombang 3, lokasi MF UB tidak hanya disekitar Malang dan Jawa Timur. Mitra para penerima matching fund UB tersebar sampai ke Bintan, Nusa Tenggara Timur, Jambi dan Bekasi.

Salah satu penerima anggaran  Prof Dr Ing Setyawan Purnomo Sakti, M.Eng mengatakan, pemanfaatan matching fund akan digunakan untuk penggunaan secara masif. Dalam pemanfaatannya, pihaknya mengembangkan alat berbasis Internet of Think (IoT) pengontrol suhu.

“Ini bisa lebih memberikan manfaat dan solusi bagi industri. Karena selama ini kontrol suhu tangki penampungan susu pada koperasi atau supplier tidak termonitor dengan baik, “katanya.

Saat ini, perangkat tersebut telah menjadi sebuah prototipe yang masih terus dikembangkan. Alat tersebut memanfaatkan sebuah sensor yang nantinya akan membaca dan merekam suhu, lalu kemudian merecord dalam sistem. Setelah itu, record atau catatan suhu tersebut dikirim ke cloud.

“Dari situ kita bisa monitor lewat hp. Kemudian akan ada notifikasi juga ke pengelola,” jelasnya, (25/7/2022).

Nantinya, alat pengontrol suhu ini akan disebarkan ke seluruh wilayah atau peternak sapi perah atau koperasi penampungan suhu.

“Jadi ketika suhu di ambang batas yang ditentukan, kan juga mempengaruhi kualitas susu, sehingga ketika sudah diketahui, maka bisa dilakukan langkah oleh petani atau koperasi ini,” pungkasnya.