INDONESIAONLINE – Di tengah hiruk pikuk informasi digital, sebuah kabar gembira kembali viral, memancing senyum sinis sekaligus geleng kepala. Kali ini, jagat media sosial Facebook diramaikan oleh pengumuman fantastis: Bahan Bakar Minyak (BBM) akan digratiskan di seluruh SPBU Pertamina pada tanggal 29 dan 30 Februari.
Unggahan bernada pengumuman resmi itu beredar luas, dibagikan ratusan kali oleh pengguna Facebook yang tampaknya tergiur atau sekadar iseng meramaikan.
Akun bernama Fitriani, salah satunya, bahkan sampai mewanti-wanti warganet untuk “mencatat tanggal penting” tersebut, lengkap dengan foto petugas SPBU seolah menguatkan klaim tersebut.
“Ingat ya, hanya tanggal 29, 30 Februari. Mohon diperhatikan dan dicatat waktunya,” tulisnya.
Namun, bagi siapa pun yang masih memegang kalender Masehi standar, kabar ini jelas menggelikan. Februari 2025, seperti tahun-tahun bukan kabisat lainnya, hanya memiliki 28 hari. Tanggal 29 dan 30 Februari hanyalah fantasi, eksis di dunia parodi atau mungkin di dimensi alternatif.
Maka, tak heran jika kabar BBM gratis ini langsung dicap sebagai hoaks, bahkan cenderung sebagai lelucon tahunan yang terus berulang.
Pertamina Angkat Bicara
PT Pertamina (Persero), perusahaan plat merah yang namanya dicatut dalam hoax ini, pun tak tinggal diam. Melalui berbagai kanal komunikasi, termasuk media sosial resmi, Pertamina dengan tegas membantah kabar tersebut.
“Informasi yang beredar mengenai BBM gratis tanggal 29-30 Februari adalah tidak benar dan tidak bersumber dari Pertamina,” demikian pernyataan resmi yang kembali dikeluarkan, seolah mengulang bantahan-bantahan di tahun-tahun sebelumnya.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Putut Andriatno, bahkan sudah pernah mengklarifikasi hoaks serupa sejak tahun 2021. Namun, tampaknya “virus” hoaks ini cukup resisten, terus bermutasi dan menyebar di platform media sosial, terutama Facebook yang menjadi episentrum penyebaran kali ini.
Lantas, mengapa hoaks yang jelas-jelas absurd ini bisa terus viral dan dipercaya sebagian orang? Beberapa faktor mungkin menjadi penyebabnya:
-
Satire dan Humor: Di level tertentu, hoaks BBM gratis 29-30 Februari bisa dilihat sebagai konten satire atau parodi. Tanggal yang mustahil itu justru menjadi daya tarik komedi, menggelitik rasa humor dan memicu interaksi di media sosial. Sebagian warganet mungkin menyebarkannya bukan karena percaya, tapi karena merasa lucu dan ingin ikut meramaikan.
-
Wishful Thinking (Harapan Semu): Di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit dan harga BBM yang fluktuatif, iming-iming BBM gratis tentu menjadi angin segar bagi banyak orang. Harapan untuk meringankan beban ekonomi ini, meski irasional, bisa membuat sebagian orang menjadi lebih mudah percaya pada informasi yang sebenarnya tidak masuk akal.
-
Literasi Digital yang Belum Merata: Sayangnya, tingkat literasi digital masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan. Tidak semua pengguna media sosial memiliki kemampuan yang cukup untuk memverifikasi informasi, membedakan fakta dan fiksi, atau mengenali konten satire. Akibatnya, hoaks yang seharusnya jadi bahan tertawaan, justru dianggap sebagai berita serius oleh sebagian kalangan.
Meski terkesan sebagai lelucon ringan, hoaks BBM gratis 29-30 Februari tetap memiliki dampak negatif. Ia bisa menimbulkan kebingungan di masyarakat, harapan palsu yang berujung kekecewaan, dan bahkan potensi kerugian jika ada pihak yang mencoba memanfaatkan situasi ini untuk penipuan.
Lebih jauh lagi, penyebaran hoaks secara terus-menerus dapat menggerus kepercayaan publik terhadap informasi di media sosial dan bahkan terhadap lembaga resmi seperti Pertamina (bn/dnv).