INDONESIAONLINE – Ayam dan ikan merupakan lauk pauk favorit bagi masyarakat Indonesia.
Saat makan, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan mencampurkan lauk satu dengan lauk yang lainnya, tak terkecuali ayam dan ikan.
Kebiasaan ini rupanya menuai perhatian dari dr Zaidul Akbar, seorang dokter sekaligus pendakwah yang kerap mempromosikan pola hidup sehat berbasis bahan alami.
Melalui video yang dibagikan dalam channel YouTube pribadinya, dr Zaidul Akbar menyarankan agar masyarakat menghindari konsumsi ayam dan ikan secara bersamaan.
Ia mengungkapkan bahwa mencampurkan makanan darat dan laut dalam satu kali makan bisa berdampak kurang baik bagi pencernaan. “Bahwa itu (makan ayam dan ikan) nggak boleh sebenarnya,” ungkap Zaidul, dikutip Kamis (28/11/2024).
Zaidul kemudian menjelaskan ikan dan ayam keduanya sama-sama mengandung protein. Ia pun menyebut bahwa ayam merupakan protein laut dan ikan merupakan protein darat. Dan keduanya tidak dianjurkan dikonsumsi secara bersamaan atau diolah menjadi satu sajian masakan.
“Protein laut jangan campur sama protein protein darat, itu kaidah sudah lama. Jadi, kalau Anda makan ikan, jangan dicampur sama ayam. Itu ada ilmunya,” katanya.
Zaidul menegaskan, apabila Anda ingin mengonsumsi ikan pada satu hidangan, cukup makan ikan saja tanpa mencampurnya dengan ayam.
Begitu pula sebaliknya. Jika Anda ingin makan ayam, sebaiknya jangan dicampur dengan ikan.
“Jadi kalau Anda makan protein darat (ayam), ya darat aja. Jangan dicampur-campur. Kalau makan ikan, ya ikan aja dalam satu kali hidangan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Zaidul menjelaskan alasan di balik pelarangan mencampur ikan dan ayam di satu piring. Menurut dia, apabila Anda mencampurkan ayam dan ikan, protein laut dan darat, dalam satu hidangan, ini justru membuat tubuh Anda akan semakin sulit dalam mencerna makanan yang masuk ke tubuh.
Perlu diketahui pula bahwa meski keduanya sama-sama mengandung protein, makanan darat dan makanan laut memiliki karakter yang berbeda.
“Bahwa (bersamaan makan ayam dan ikan) itu akan sangat berat dicerna oleh badan karena dia beda karakter antara asam amino dan protein yang setahu saya antara protein yang ada pada darat dan laut itu beda karakter,” pungkasnya. (mt/hel)