INDONESIAONLINE – Indonesia dari dulu memang dikenal punya ragam kuliner yang sangat melimpah. Hampir setiap daerah memiliki kuliner khas dengan cita rasa yang berbeda-beda.
Nah uniknya, Indonesia memiliki makanan khas yang cukup esktrem karena bahannya yang terbuat dari serangga. Yup benar sekali serangga.
Dilansir dari akun Tiktok @goodnewsfromindonesia, berikut sejumlah makanan berbahan dasar serangga dari berbagai dasar daerah di Indonesia.
Belalang Goreng
Belalang goreng bisa kamu temukan dengan mudah di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Di pinggir jalan, warga setempat menjajakan belalang goreng.
Belalang dianggap sebagai serangga yang kaya protein. Bahkan, konon kandungan gizinya nyaris menyerupai daging ayam.
Jangkrik Goreng
Tak hanya belalang. Jangkrik juga jadi salah satu kuliner khas yang bisa kamu jumpai di daerah Ciamis, Jawa Barat. Jangkrik juga dipercaya kaya kandungan protein yang baik untuk tubuh. Sejumlah orang menyantapnya dengan nasi putih hangat biar semakin mantap.
Rempeyek Laron
Rempeyek termasuk side dish yang terbuat dari tepung, kemudian digoreng dalam minyak panas. Biasanya isiannya berupa kacang tanah, ikan asin, atau kacang hijau.
Namu, di beberapa daerah di Jawa Timur, rempeyek dibuat berbeda dengan laron sebagi isiannya. Laron adalah jenis serangga kecil yang berasal dari proses metamorfosis sempurna rayap.
Biasanya laron jadi santapan di awal musim hujan ketika stok bahan makanan dari musim sebelumnya mulai menipis. Laron diyakini bergizi dan rasanya mirip kacang setelah dimasak.
Sate Ulat Sagu
Sate ulat sagu merupakan kuliner khas yang berasal dari Papua. Ulat yang digunakan diambil dari dalam pohon sagu yang telah tua. Suku asli di Papua kerap memakannya untuk camilan saat mereka berada di hutan.
Seperti namanya, ulat sagu berasal dari batang pohon sagu tua yang sudah mulai lapuk. Ulat sagu dapat dimakan secara langsung dalam keadaan hidup, namun juga dapat diolah menjadi sate yang dibakar di atas arang. Meskipun sedikit menjijikkan, namun cita rasa sate ulat sagu sungguh nikmat.
Botok Lebah
masyarakat Jawa Timur khususnya Banyuwangi, Kediri, dan Blitar, juga akrab dengan botok lebah atau tawon. Tawon biasanya diolah dengan tambahan kelapa parut sebagai bahan utama dan dibungkus daun pisang bersama potongan tomat dan cabai, lalu dikukus.
Bukan tawon dewasa yang digunakan untuk membuat botok tawon, melainkan larva tawon yang masih putih dan tinggal di sarang. Konon botok tawon dipercaya memiliki manfaat dapat menjadi obat untuk beberapa penyakit tertentu.
Kepompong Bumbu Pedas
Masyarakat Jawa Timur yang tinggal di daerah yang banyak pohon jati juga memanfaatkan kepompong sebagai bahan makanan. Kepompong yang digunakan yakni yang hidup di bawah daun-daun jati yang telah kering.
Kepompong pohon jati ini biasanya digoreng langsung atau dibumbu pedas. Rasanya sangat gurih dan tidak kalah dengan udang. Namun, beberapa orang mengatakan kepompong bisa menyebabkan gatal-gatal.
Jubel Manis
Jubel merupakan sebutan larva capung yang biasanya hidup di danau. Makanan ini bisa kamu temukan di Pulau Dewata Bali. Masyarakat Bali biasanya mengolah jubel dengan beragam bumbu, seperti jeruk limau, minyak kelapa, dan kelapa bakar parut.
Sayangnya, jubel manis sudah langka dan sulit ditemukan. Pasalnya, jubel atau larva capung yang jadi bahan utama populasinya semakin sedikit karena pola pertanian modern yang mengandalkan pestisida.
Jangan mengaku punya nyali jika belum mencoba salah satu kuliner ekstrem asli Indonesia enak. Meski terlihat mengerikan, rasanya enak kok. Buktinya masih banyak yang suka. So, jangan lupa masukkan ke dalam agenda liburan anda berikutnya ya. Makan masakan berbahan dasar serangga khas Indonesia! (mut/hel)