Ketika Raja Nebukadnezar Tawan Puluhan Ribu Bani Israil dan Bertemu Nabi Armiya

JATIMTIMES – Nebukadnezar atau Bukhtanashar merupakan raja Babilonia pada era 605 SM-562 SM. Saat itu ia berhasil mengusir Yahudi dari Yerusalem.

Nebukadnezar melakukan penyerangan di kota tersebut dan menumpas pasukan Yahudi. Bahkan dia juga menawan ribuan kaum Yahudi keturunan dari Nabi Yaqub dan Nabi Daud.

Dalam buku berjudul Qashash Al-Anbiya, Ibnu Katsir mengutip sejumlah riwayat bahwa menjelang penyerangan Nebukadnezar ke Yerusalem, Allah telah mengirim utusan-Nya seorang nabi bernama Armiya atau Yeremia untuk di berada di tengah Bani Israil.

Saat itu, Allah SWT juga menurunkan wahyu kepada Armiya karena ketika itu banyak kemaksiatan yang terjadi di kalangan kaum Bani Israil.

Wahyu dari Allah tersebut berisi  peringatan kepada kaum Bani Israil tentang kehancuran kaum tersebut. Kehancuran ini akam datang melalui Nebukadnezar.

Saat menerima wahyu itu, Armiya sempat berkata: “Wahai Tuhanku, Maha Suci Engkau dan segala puji hanya bagi-Mu. Engkaulah yang Maha Tinggi. Apakah Engkau akan menghancurkan negeri ini dan wilayah sekitarnya? Padahal, negeri ini adalah tempat para nabi-Mu (di masa dahulu) dan tempat diturunkannya wahyu-wahyu dari-Mu?”

“Wahai Tuhanku, Maha Suci Engkau. Segala puji hanya bagi-Mu. Engkaulah Tuhan yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Demi mihrab masjid ini, begitu pun masjid-masjid di sekitarnya dan rumah-rumah ibadah yang telah dibangun untuk mengingat dan mengagungkan diri-Mu.”

“Wahai Tuhan, Maha Suci Engkau. Segala puji hanya bagi-Mu. Engkaulah yang Maha Agung lagi Maha Tinggi, apakah Engkau hendak menyiksa umat ini sementara mereka berasal dari keturunan kekasih-Mu Ibrahim, ibunda Musa, dan kaum Daud pilihan-Mu?”

Allah SWT kemudian berfirman: “Wahai Armiya, barang siapa yang bermaksiat dan durhaka kepada-Ku, maka ia tidak bisa menghindar dan menolak siksa-Ku.”

“Sesungguhnya, Aku memuliakan mereka—para pendahulu mereka itu—karena ketaatan mereka kepada-Ku. Jika mereka durhaka kepada-Ku, niscaya Aku akan turunkan azab-Ku di negeri kaum yang durhaka itu, kecuali jika mereka mendapat rahmat dan kasih sayang-Ku”.

Armiya pun menyampaikan wahyu tersebut kepada kaum Bani Israil. Mendapatkan peringatan itu, kaum Bani Israil malah menganggap Armiya tak waras. Mereka kemudian menangkap Armita dan kemudian mengikatnya. Tak cukup itu, mereka kemudian menjebloskan Armiya ke penjara.

Setelah itu, Allah SWT berkehendak dengan mengirim Nebukhadnezar yang menyerbu Yerusalem bersama pasukannya. Pasukan Nebukhadnezar menyerbu berbagai sudut kampung di Yerusalem. Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam  Al-Quran Surah Al Isra 5.

“Lalu mereka merajalela di kampung-kampung! Diceritakan bahwa setelah pengepungan terhadap negeri mereka berlangsung dalam waktu yang lama, akhirnya Nebukhadnezar dan pasukannya berhasil menerobos masuk dan menempati negeri itu sesuai dengan keketapan Allah. Mereka berhasil memasuki semua pintu dan merobohkan semua rintangan. Kejadian tersebut merupakan ketetapan dari-Nya sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya: ‘Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.”

Pasukan Nebukhadnezar yang mempunyai kekuatan besar, kemudian berhasil mengobrak-abrik Yerusalem. Kaum Bani Israil pun kocar-kacir. Banyak mereka yang terbunuh, kabur dan juga banyak mereka yang akhirnya menjadi tawanan.

Jumlah tawanan bahkan mencapai 90 ribu orang. Tawanan ini berdiri dari 7 ribu orang dari keluarga Daud AS, 11 ribu orang dari keturunan Yusuf bin Ya’qub dan saudaranya Bunyamin, serta 8 ribu orang dari keturunan Isy bin Ya’qub.

Kemudian, ada 14 ribu orang dari keturunan Zabalun dan Naftali bin Ya’qub, 14 ribu orang dari keturunan Dan bin Ya’qub, 8 ribu orang dari keturunan Yastakhar bin Ya’qub, 2 ribu pemuda dari keturunan Zaykun bin Ya’qub, 4 ribu orang dari keturunan Raubil dan Lawi, dan 12 ribu orang dari semua keturunan Bani Israil.

Nebukadnezar dan pasukannya saat itu juga merobohkan tempat-tempat ibadah di Baitul Maqdis. Pasukannya pun juga menyembelih babi-babi yang ada di situ. Setelah itu, pasukannya kembali ke Babilonia dengan rampasan perang yang cukup banyak.

Kemudian,  setelah Nebukhadnezar melakukan penyerangan itu, Wahab bin Munabbih berkata, “Kaum Bani Israil yang engkau serang itu memiliki seorang tokoh spiritual yang bernama Armiya.”

“Ia telah memperingatkan kaumnya perihal dirimu yang melakukan penyerangan kepada mereka, melakukan pembunuhan masal, menghancurkan masjid-masjid dan tempat ibadah mereka. Tetapi mereka mendustai dirinya, mengintimidasi, memukul, dan menjebloskannya ke dalam penjara.”

Mengetahui informasi ini, Nebukhadnezar bergegas memerintahkan pasukannya agar Armiya dibebaskan dari penjara.

Nebukhadnezar kemudian bertanya kepada Armiya setelah ia bebas, “Apakah engkau telah memperingatkan kaummu itu tentang bencana yang akan menimpa mereka?”

Armiya menjawab: “Ya”

Nebukhadnezar kemudian berkata, “Sungguh, aku mengetahui hal itu.”

Armiya menjelaskan bahwa Allah telah mengutusnya kepada mereka kaum Bani Israil. “Allah telah mengutus aku kepada mereka, tetapi mereka mendustai diriku.”

Kemudian Nebukhadnezar bertanya: “Apakah mereka mendustaimu, memukulmu, dan menjebloskan dirimu ke penjara?”. Armiya mengiyakan pertanyaan Nebukhadnezar.

Dialog Armiya dengan Nebukhadnezar masih terus berlanjut. Nebukhadnezar berkata, “Seburuk-buruk kaum adalah kaum yang mendustai nabi mereka dan mendustai risalah Tuhan mereka. Maukah engkau ikut denganku? Aku akan memuliakan dirimu dan memenuhi segala keperluanmu. Atau, jika engkau lebih suka menetap di negerimu maka aku sungguh-sungguh akan menjamin keamanan dirimu.”

Armiya menimpali Nebukhadnezar, ia berkata, “Sungguh, aku senantiasa berada dalam perlindungan Allah selama aku tidak menyimpang dari ajaran-Nya sesaat pun. Seandainya Bani Israil tidak menyimpang dari ajaran-Nya, niscaya mereka tidak takut kepadamu dan kepada yang lainnya. Engkau tidak dapat menguasai mereka.”

Selesai mendengar jawaban Armiya, Nebukhadnezar kemudian bergegas pergi bersama pasukan meninggalkan Armiya sendiri di wilayah Iliya di Yerusalem. (as/hel)