INDONESIAONLINE-  Khotbah salat Id sudah empat hari berlalu. Namun, nama Untung Cahyono masih menarik perhatian publik. Hal tersebut akibat khotbah bermuatan politik yang disampaikannya saat salat Id di Lapangan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Bantul.

Khotbah Untung Cahyono viral karena banyak bertebaran di media sosial. Salah satunya dibagikan akun Instagram @merapi_uncover beberapa saat lalu. Bukan hanya karena khotbahnya yang bermuatan politik, tapi juga karena ratusan jemaah salat Id itu membubarkan diri gegara isi khotbah tersebut.

Dalam khotbahnya,  Untung  menyinggung penyelenggaraan Pemilu 2024 yang disebut penuh kecurangan. Dia juga menyinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai terlibat dalam praktik kecurangan tersebut.

Kontan, ratusan jemaah bergegas meninggalkan lokasi penyelenggaraan salat Id, padahal Untung masih menyampaikan khotbah di atas mimbar. Terdengar pula celetukan bernada kontra terhadap isi khotbah tersebut. “Ora bener Iki (nggak benar ini),” begitu suara yang terdengar dalam video.

Lantas, siapa Untung Cahyono?  Dia dikenal sebagai penceramah yang cukup aktif  menyampaikan materi di berbagai acara. Untung pernah menjadi salah satu penceramah rutin dalam materi “Live Streaming Khutbah Jumat” yang diunggah melalui saluran YouTube resmi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada 2023 lalu.

Baca Juga  HPN 2022, Ketua DPRD Banyuwangi: Berita Aktual untuk Persatuan dan Kesejahteraan Rakyat Penting di Era Keterbukaan

Untung juga pernah menjadi akademisi di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Merujuk pada laman resmi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta, pada tahun 2020  Untung yang  menjabat sebagai sekretaris BPH (Badan Pembina Harian) UAD telah menerima surat keputusan (SK) izin pembukaan program studi Baru.

Selain itu, ada  2019 silam, Untung  pernah menjabat sebagai pimpinan wilayah Muhammadiyah Yogyakarta. Hal itu seperti disebutkan dalam laman resmi Pimpinan Cabang Wilayah Muhammadiyah Yogyakarta bahwa Untung Cahyono selaku pimpinan wilayah Muhammadiyah Yogyakarta menyampaikan kajian di hadapan perwakilan anggota pimpinan ranting di seluruh Kecamatan Kasihan, baik itu yang berasal dari Muhammadiyah maupun Aisyiyah.

Namun, kini Untung rupanya sudah tidak lagi menjadi bagian dari salah akademisi UAD. Humas dan Protokol UAD dalam laman resmi mereka menyatakan bahwa Untung  memang pernah menjadi bagian dari UAD. Namun, Untung bukanlah dosen tetap, melainkan hanya dosen tamu atau dosen tidak tetap.

Saat masih menjabat, Untung bekerja sebagai dosen tidak tetap AI Islam Kemuhammadiyahan (AIK) di Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD. Tetapi, masa kerja Untung telah berakhir sejak tahun 2022.

Baca Juga  Dinas Pertanian Sebut Kabupaten Malang Tak Alami Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

Kemenag Bantul Buka Suara

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bantul Ahmad Shidqi mengatakan, PHBI (Panitia Hari Besar Islam) Bantul sebagai penyelenggara salat Id di Lapangan Tamanan sebenarnya sudah menyampaikan kepada khatib untuk tidak membicarakan materi khotbah. Alasannya karena menyinggung politik serta adanya penggunaan ayat suci Al-Quran dikaitkan dengan kecurangan Pemilu.

Namun, hal itu tetap dilakukan. Dampaknya, khotbah Untung membuat gaduh dan berakibat bubarnya jemaah.

Ahmad menyayangkan hal ini bisa terjadi. Sebab, sebelum Lebaran, Kemenag telah membuat pengumuman dan sosialisasi terkait dengan panduan penyelenggaraan salat Idul Fitri. Salah satunya melarang memasukkan materi politik dalam isi khotbah.

“Sebenarnya beberapa hari sebelum hari raya, kami sudah membuat flyer bekerja sama dengan Polres Bantul yang kita sosialisasikan ke masyarakat terkait dengan panduan penyelenggaraan hari Raya Idul Fitri 1445 H sebagai tindak lanjut SE Menag No 1 Tahun 2024. Dalam panduan tersebut jelas disebutkan dalam poin 5 terkait dengan imbauan materi khotbah Idul Fitri 1445 H,” terangnya.

“Dan memang isi khotbah tersebut tidak mengindahkan imbauan materi khotbah Idul Fitri seperti yang tertuang dalan SE,” imbuh Ahmad. (red/hel)