INDONESIAONLINE – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang kini miliki 61 guru besar. Bertambahnya jumlah guru besar ini dikarenakan adanya pengukuhan 2 orang dosen UIN Maliki Malang, Rabu (4/10/2023).

Dua dosen yang dikukuhkan menjadi guru besar ini adalah Prof. Dr. Achmad Khudori Soleh, M.Ag dan Prof Sri Harini.

Hal ini disampaikan Ketua Senat UIN Maliki Malang Prof. Dr. H. A. Muhtadi Ridwan, M.Ag dalam sambutannya di acara pengukuhan.

“UIN Maliki Malang alhamdulillah hingga saat ini telah memiliki 61 guru besar dengan adanya pengukuhan hari ini,” ucapnya.

Prof Muhtadi juga menyampaikan, pengukuhan guru besar semoga menginspirasi seluruh civitas akademika UIN Maliki Malang untuk terus berkarya dan berinovasi bagi masyarakat, bangsa dan negara.

“Semoga juga semakin progresif dalam memberikan kontribusi keilmuan pada perkembangan kampus, bangsa dan agama,” ujarnya.

Penelitian Prof Achmad Khudori

Prof Achmad Khudori melalui penelitiannya berjudul Integrasi Kuantum Sebagai Model Alternatif Integrasi Agama dan Sains, menyatakan integrasi agama dan sains adalah pilihan terbaik di antara model-model relasi agama dan sains saat ini.

Integrasi agama dan sains juga adalah amanat keilmuan bagi UIN Maliki Malang (Integrative Learning Model). Meski demikian, bangunan integrasi agama dan sains harus ditata dan disusun dengan cermat agar tidak mudah runtuh.

Baca Juga  UIN Malang Luaskan Kerja Sama Internasional, Kali Ini Gandeng Kampus Libya

Prof. Khudori juga menyatakan bahwa integrasi agama dan sains harus disusun dari tiga struktur secara bertingkat. Struktur dasar adalah prinsip kesatuan agama dan sains, kemudian sikap keterbukaan, dan puncaknya adalah nilai ketuhanan.

Prinsip kesatuan agama dan sains sendiri terdiri dari tiga prinsip fundamental, yaitu prinsip tidak bertentangan, prinsip kesetaraan dan prinsip saling membutuhkan. Ketiga prinsip ini menjadi pondasi bagi integrasi kuantum.

Struktur kedua merupakan sistem berpikir yang menempatkan kitab suci dan semesta sebagai kesatuan sumber pengetahuan. Struktur kedua ini meniscayakan sikap terbuka, baik dari saintis maupun tokoh agama, sehingga tercipta temuan-temuan baru sebagai hasil dari integrasi agama dan sains.

Struktur ketiga yang merupakan puncak adalah nilai ketuhanan yang menyatukan nilai agama dan sains.

Penilian Prof Khudori ini menurut Prof Muhtadi memberikan beberapa sumbangan bagi upaya integrasi agama dan sains. Pertama, memberikan basis yang kuat yang mengikat agama dan sains sehingga keduanya tidak terpisah apalagi bertentangan.

Kedua, menempatkan agama dan sains pada posisi yang saling membutuhkan sehingga tercipta dialog yang konstruktif di antara keduanya. Ketig, mendorong adanya keterbukaan bagi agamawan dan saintis untuk menerima perspektif lain sehingga tidak ada sikap eksklusif apalagi mengklaim diri sebagai yang paling benar.

Baca Juga  Pengembangan Digitalisasi Kelompok Difabel, Jadi Topik Riset Dosen Unikama

“Terakhir, nilai ketuhanan yang menjadi arah bagi agama dan sains sehingga mampu menemukan kebesaran Tuhan dalam hasil aktivitasnya,” terang Prof Muhtadi.

Penelitian Prof Sri Harini

Prof. Sri Harini dikukuhkan menjadi guru besar melalui penelitian dengan judul “Peran Statistika Dalam Mitigasi Bencana Di Indonesia.”

Temuan dari Prof. Sri Harini menjelaskan bahwa statistika sebagai salah satu ilmu yang berperan penting dalam penyediaan data kebencanaan di Indonesia yang validitas dan reliabilitasnya teruji, karena berbasis data yang real time sekaligus dapat digunakan dasar kebijakan pemerintah dalam memberikan edukasi dan informasi mitigasi bencana melalui perubahan pola perilaku masyarakat dalam kesiapannya menghadapi bencana.

Statistik juga dapat digunakan untuk sistem peringatan dini dan memprediksi kesiapan pemerintah pusat dan daerah dalam mengantisipasi potensi besar bencana dan penanganan pascabencana yang lebih terkoordinasi dalam rangka mengurangi jumlah korban dan dampak sosial yang mengancam keselamatan masyarakat, perhitungan nilai ekonomi, kerugian dari kerusakan infrastruktur, sarana dan prasarana yang ditimbulkan dari bencana tersebut.