INDONESIAONLINE – Dusun Tondowesi, Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Jombang, mulai dilanda kekeringan. Kondisi tersebut membuat warga kesulitan mencari air bersih. Sejumlah warga pun terpaksa memanfaatkan air sungai untuk mandi dan mencuci pakaian.

Kondisi kekeringan yang melanda Dusun Tondowesi ini terjadi sejak awal bulan Oktober 2023 lalu. Sejumlah sumur di daerah tersebut juga sudah mengering, termasuk aliran Sungai Marmoyo yang melintasi dusun tersebut.

Warga di dusun tersebut pun terpaksa mencari air di Sungai Marmoyo yang kondisinya sudah mengering. Tanah dasar sungai digali warga sedalam kurang lebih 20-50 cm hingga keluar airnya. Air itulah yang dimanfaatkan warga di saat kekeringan melanda desanya.

“Ini sulit nyari air. Sejak bulan 10 (Oktober) awal itu sudah tidak ada air. Orang sini itu cari air dari menggali sungai,” kata salah satu warga Dusun Tondowesi, Puji Rahmawati (32), saat mencari air di Sungai Marmoyo, Selasa (24/10/2023).

Air dari menggali Sungai Marmoyo itu, kata Puji, biasa dimanfaatkan untuk mencuci pakaian. Tidak jarang ia juga memanfaatkan air tersebut untuk mandi jika tidak ada kiriman air dari pemerintah daerah.

“Buat cuci baju. Untuk mandi kalau ada air tandon. Kalau ndak ada, ya ambil di sungai dibawa pulang. Kalau buat minum tidak bisa,” ucapnya.

Hal yang sama juga dirasakan warga Dusun Tondowesi lainnya, Suwaibah (35). Ia juga terpaksa mencari air di Sungai Marmoyo untuk mencuci pakaian, mandi, bahkan untuk masak.

Baca Juga  Gaya Nyentrik Pj Bupati Jombang, Cek Proyek Naik Vespa Klasik Bersama Istri

“(Air sungai, red) ini buat masak dan cuci baju. Ya gak apa-apa karena gak ada air,” ujarnya.

Suwaibah mengatakan, setiap hari ada 2 truk tangki yang mengirim air ke Dusun Tondowesi. Namun ia hanya kebagian 15 liter air setiap harinya. Itu pun tidak mencukupi kebutuhan air untuk 4 orang di rumahnya. Karena itu, ia terpaksa menggunakan air sungai untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

“Biasanya itu ada kiriman 2 tangki setiap hari, untuk masak dan mandi. Nah besoknya itu sudah habis airnya. Besoknya lagi nyari di sungai dan sumur. Saya berharap kiriman air kalau bisa 3 tangki setiap hari,” ungkapnya.

Kades Klitih Siti Roaini membenarkan kekeringan terjadi di Dusun Tondowesi. Ia mengatakan, kekeringan terjadi sejak awal Oktober akibat musim kemarau panjang. Kekeringan di Dusun Tondowesi itu berdampak ke 300 warga.

“Kalau kekeringan per dua minggu ini ada di Dusun Tondowesi sebatas kekeringan akibat kemarau panjang. Yang terdampak itu ada 300 jiwa, terdiri dari 115 KK,” ungkapnya.

Roaini mengatakan, selama ini 300 warga di Dusun Tondowesi mengandalkan air dari sumur-sumur warga dan sumur bor dari program Pamsimas (program air minum dan sanitasi berbasis masyarakat). Namun, 2 minggu ini sumber air tersebut sudah tidak bisa digunakan.

Baca Juga  Banjir di Lautan Pasir Bromo, Turis sampai Dievakuasi Polisi

“Untuk saat ini, mungkin kemaraunya terlalu panjang. Sehingga pamsimasnya tidak keluar airnya,” ungkapnya.

Roaini juga membenarkan krisis air di Dusun Tondowesi membuat warga terpaksa mencari air di sungai. Namun, air dari sungai hanya untuk kebutuhan mencuci pakaian saja.

“Memang ada. Warga membuat seperti bendungan. Kalau memang di situ (Sungai Marmoyo, red) ada sumber airnya, insyallah bisa dipakai. Hanya untuk mencuci pakaian saja, bukan untuk konsumsi,” bebernya.

Saat ini, lanjut Roaini, Pemdes Klitih sudah meminta bantuan kiriman air ke BPBD Jombang. Kiriman air dikirim 2 hari sekali sejumlah 2 tangki air. Satu tangki air berisi 5 ribu liter.

“Kiriman air 2 hari satu kali. Satu kali kirim 2 tangki. Satu tangkinya 5 ribu liter, jadi total 10 ribu liter,” kata Roaini.

Sementara, Supervisor Pusdalops BPBD Jombang Stevie Maria mengatakan. Kekeringan saat ini melanda 5 dusun di 3 desa. Yakni, Dusun Tondowesi, Dusun Klitih, Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Dusun Serning, Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, serta Dusun Rapah dan Brangkal, Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan.

“Sampai hari ini kami sedang melakukan penanganan pada 5 dusun di 3 desa pada 2 kecamatan di Jombang, yang sedang kami tangani untuk kekeringan. Penanganan yang kami lakukan semenatara ini penanganan darurat. Kami lakukan dropping air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar masyarakat,” ungkapnya. (ar/hel)