JATIMTIMES – Kaum LGBT, belakangan kian marak mengumbar kemesraan di media sosial. Meski mendapatkan berbagai kecaman, namun mereka sudah tak mempedulikan dan merasa malu mengakui sebagai kaum LGBT. Seperti akun Tiktok @FX_de03 yang kerap memposting dan jelas menunjukkan jika merupakan seorang gay.

Dalam salah satu unggahan terbarunya, nampak pria yang diduga pemilik akun bertubuh tegap dengan tato di lengannya, berjalan bersama pasangannya yang diketahui adalah seorang lelaki juga.

Keduanya melakukan aktivitas olahraga di kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan. Bahkan, pemilik akun Fx_de03 memvideokan kegiatannya bersama seorang lelaki yang ia sebut pasangannya itu.

Di video itu, terdengar sangat jelas bahwa pria bertato itu, mengatakan bahwa lelaki berada disampingnya adalah kekasihnya.

“Pertama kali ngenci eh pertama kali lari di GBK ku, sama ayang aku, jadi hari ini kita kencan ya, semoga kamu ga lari dari aku ya,“ ucap Fx_de03 pada video tersebut.

Baca Juga  792 Liter Minyak Goreng Disalurkan PFI Malang, Bentuk Kepedulian untuk Korban Erupsi Semeru

Melihat fenomena maraknya kaum LGBT mengumbar kemesraan di media sosial, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Wisnu Wardhana, Dra Esy Suraeni Yuniwati MSi berpandangan, perkembangan media sosial memang tak dipungkiri berdampak pada berbagai aspek. 

Batasan jarak saat ini bukan menjadi halangan untuk tersebarnya informasi. Selain itu, batasan media sosial yang sulit terkontrol inilah yang kemudian juga membuat mereka yang aktif di media sosial berani mengekspresikan diri. Terdapat mereka yang menganggap norma sosial di media sosial berbeda dengan norma sosial yang ada pada kehidupan nyata.

“Ketika mereka aktif di media sosial, ya mereka akan mengikuti norma di media sosial. Itu yang menyebabkan mereka berani untuk melakukan atau menunjukkan kemesraan di media sosial,” jelasnya.

Baca Juga  Viral Video Siswa NTT Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Netizen: Takut Ada Peluang Kejahatan 

Selain itu, adanya anonimitas atau merahasiakan identitas diri, turut menjadi hal yang kian membuat kaum seperti halnya LGBT lebih berani menunjukkan jati diri mereka. Meskipun secara langsung dapat mengunggah, tetapi bisa saja penggantian identitas pengunggah ataupun menyamarkan diri dengan nama atau foto orang lain membuat kaum ini semakin merasa bebas. 

“Saya yakin ketika orang itu LGBT, kalau mungkin  teman-teman di Indonesia, masih takut-takut juga dalam mengekspresikan itu atau langsung ekspos. Tapi dengan adanya medsos ini membuat mereka semakin berani. Ketika mereka melihat medsos, ternyata banyak ya yang seperti aku, bukan aku saja. Akhirnya hal itu semakin memberanikan mereka,” pungkasnya.



Anggara Sudiongko