INDONESIAONLINE – Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko menegaskan tidak ada motif politik pada pergantian Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Ia menyampaikan bantahan itu saat dimintai tanggapan oleh awak media terkait pendapat seorang pengamat militer yang menilai pergantian panglima TNI terkesan dipercepat dan terindikasi ada intensi politik.

“Apakah ada intensi atau kepentingan politik? Nggak. Saya pastikan murni karena masanya sudah pas seperti itu,” tegas Moeldoko.

Lebih lanjut panglima TNI 2013-2015 ini menjelaskan soal “tradisi pensiun tanggal lahir” di TNI. Prajurit TNI yang akan pensiun akan diberhentikan dari dinas keprajuritan sesuai dengan tanggal lahirnya. Seandainya ada pergantian, bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan kebutuhan.

Baca Juga  Siswa SMP di Jombang Tenggelam saat Berenang Seberangi Sungai Gunting

Moeldoko menilai tidak ada masalah jika pergantian Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dilakukan pada  November. Sebab, pada bulan tersebut masa tugas Yudo Margono juga telah berakhir.

“Pada bulan November ini bisa saja Pak Yudo diganti sebelum atau sesudah tanggal lahirnya. Itu nggak ada masalah,” tambah Moeldoko. “Jadi, nggak ada tendensi apa pun. Masyarakat Indonesia jangan berimajinasi berlebihan karena itu sudah tradisi di TNI yang berjalan dengan baik,” imbuhnya.

Saat disinggung tentang netralitas TNI-Polri dalam Pemilu 2024, Moeldoko dengan tegas menyatakan kedua institusi tersebut sudah dan selalu ditekankan untuk netral. Ia pun mempersilakan masyarakat melakukan evaluasi dan kontrol, bahkan mengkritisi lebih keras jika mendapati TNI-Polri tidak netral dalam Pemilu 2024. “TNI-Polri netral atau tidak kami serahkan kepada masyarakat untuk mengontrolnya,” ujarnya.

Baca Juga  Konflik Rempang, PBNU: Utamakan Syura, Hindari Koersif

Pada kesempatan itu, kepala Staf Kepresidenan juga memastikan pemerintahan akan tetap berjalan secara efektif dan tidak kurang dalam memberikan pelayanan kepada publik meski ada beberapa menteri dan pejabat yang mengikuti kontestasi Pilpres dan Pemilu 2024. (red/hel)