INDONESIAONLINE – Bakal cawapres Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, mengungkap ada purnawirawan jenderal yang bergabung dengan tim pemenangan Anies Baswedan-Cak Imin (AMIN).

Diketahui jika beberapa waktu lalu, ada lima jenderal purnawirawan yang menyambangi kediaman Cak Imin. Yakni eks Gubernur DKI Jakarta Letjen (Purn) Sutiyoso, mantan Komandan Korps Marinir Letjen Marinir (Purn) Soeharto, Ketua FKP3 Marsdya (Purn) Saugi, mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Sunarko, serta mantan Wakil Panglima TNI Jenderal (Purn) Fachrul Razi.

Cak Imin mengatakanĀ  bergabungnya purnawirawan itu akan memperkuat tim pemenangan Anies-Cak Imin.

“Alhamdulillah purnawirawan juga bergabung. Insya Allah memperkuat tim pemenangan,” kata Cak Imin saat ditemui di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (5/10/2023).

Akan tetapi, Cak Imin enggan menyebut siapa purnawirawan yang dimaksudnya. Dia juga mengatakan sosok kapten Timnas AMIN sedang digodok.

“Sedang terus dituntaskan. BAJA kerja untuk pemenangan, BAJA sedang menyusun tim. Masih ada diskusi siapa yang paling cocok. Masih belum ada keputusan,” ujar Cak Imin.

Baca Juga  Anies Sindir Massa Bayaran di Kampanye

Sementara pada kesempatan yang sama, Cak Imin memberikan tanggapannya soal kasus perundungan siswa SMP di Cilacap yang terjadi beberapa hari yang lalu. Adanya kasus itu, Cak Imin mengusulkan pendidikan antikekerasan diterapkan di sekolah.

“Kita sangat prihatin dan memang saya ingin kepada seluruh model pendidikan apa pun, pendidikan pesantren, pendidikan umum, basically begitu masuk pertama kali terutama sejak SD (sekolah dasar), masuk pertama kali sekolah paling tidak ada satu paket pengajaran yang disebut pendidikan anti kekerasan as human being. Itu kayaknya kurang ya,” kata Cak Imin.

Cak Imin pun merasa jika hal itu diterapkan untuk menekankan kepada para pelajar bentuk saling menghormati antar manusia. Dia meminta pendidikan anti kekerasan dapat dijadikan sebagai kurikulum wajib ke depan.

“Bahwa sejak kelas 1 kita sudah dididik, kita ini manusia, sesama manusia, harus menghormati, menjaga seluruh kelebihan dan kekurangan manusia. As human being ini, akhlak ini, mulai SD menurut saya wajib jadi kurikulum karena sudah merata ini perundungan seenaknya SD-SMP,” ungkap Cak Imin.

Baca Juga  Manuver Elite PDI-P ke Jokowi, Pengamat: Stres Politik Luar Biasa

Cak Imin menjelaskan bahwa dalam pendidikan anti kekerasan tersebut para bisa diajarkan tentang bahaya kekerasan, termasuk kekerasan seksual. Dia menilai kasus kekerasan yang terjadi di lingkup pendidikan sudah sangat mengkhawatirkan.

“Yaitu pengajaran tentang anti kekerasan, waspada anti kekerasan, termasuk kekerasan seksual itu harus menjadi kesadaran bahwa semua akan terancam kalau tidak waspada. Apalagi SMA, harus ada ekstrakurikuler, kurikulum di luar belajar yang disebut non violence movement, gerakan anti kekerasan,” jelas Cak Imin.

“Ini penting sekali yang ujung-ujungnya adalah as human being, penghormatan kemanusiaan atau yang disebut akhlak. Ini mengkhawatirkan. Akibat gejolak dinamika jiwa anak muda yang tidak diberikan kesadaran arti pentingnya kemanusiaan, akhirnya saya ngeri liat-liat videonya ya,” imbuhnya. (mut/hel)