INDONESIAONLINE – Para elite PDI-P terus melakukan manuver melalui berbagai pernyataan terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi). Seperti yang beberapa kali dilontarkan Hasto Kristiyanto Sekjen PDI-P. Misalnya, ada kelahiran nepotisme baru, PDI-P ditinggalkan dan lainnya.

Pernyataan-pernyataan tersebut juga diiringi dengan berbagai statemen lainnya dari para elite partai banteng moncong putih ini. Intinya, Jokowi dan keluarga yang telah diberi begitu banyak keistimewaan oleh PDI-P, ternyata melenggang begitu saja dari partai yang membesarkannya.

Menurut Dedi Kurnia Syah Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO),  PDI-P tengah mengalami stres politik luar biasa pasca Presiden Joko Widodo merestui putranya Gibran Rakabuming Raka sebagai bacawapres Prabowo Subianto.

Sejumlah elite PDI-P merasa Jokowi dan keluarganya telah meninggalkan mereka, meski telah diberikan privilege di dalam kontestasi tingkat daerah hingga pusat.

Baca Juga  Resmikan Hunian Milenial di Depok, Jokowi Minta Dibangun di Daerah Lain

“PDI-P alami stres politik luar biasa. Satu sisi mereka sangat marah dikhianati, sisi lainnya mereka sulit ungkapkan kemarahan karena Jokowi sulit terprovokasi,” ucap Dedi, Senin (30/10/2023).

Ini pula, lanjutnya yang membuat PDI-P lebih memilih bersikap tenang, alih-alih mengambil tindakan yang berpotensi ditekan oleh opini publik. Walau pun berbagai manuver untuk menggiring opini publik terus dilontarkan oleh para elite PDI-P kepada Jokowi dan keluarga.

“Jadi ini untuk menggiring opini bahwa Jokowi bukanlah sosok seperti yang mereka bayangkan. Saya kira manuver serupa akan terus diambil PDI-P hingga masa jabatan Presiden Jokowi berakhir,” ujar Dedi.

Manuver-manuver ini juga disebut Dedi sebagai upaya agar publik tidak ragu dengan sikap Megawati yang terkesan diam dengan berbagai peristiwa politik tersebut.

“Bagaimanapun mereka partai pemenang dan masih yang tertinggi hingga saat ini. Jika ada nuansa lemah dengan Jokowi, justru bisa tertinggal dengan manuver Jokowi,” pungkas Dedi.

Baca Juga  Hanura: Bila Jokowi Ikut Kampanye Pilpres 2024, Kami Tak Anggap Dia Presiden

Manuver ini juga dalam upaya menguatkan akar rumput PDI-P  yangawalnya tidak percaya Jokowi akan meninggalkan partai yang membesarkan namanya.

“Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” ucap Hasto.

PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini, lanjutnya.

“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi,” pungkas Hasto.