INDONESIAONLINE – Pendeta Hindu di India, Yati Narsinghanand, membuat heboh karena menyerukan menyerang Makkah dan merebut Kakbah.

Menanggapi pernyataan Yati itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan statemen pendeta Hindu tersebut. PBNU menganggap pernyataan Yati sangat berbahaya bagi perdamaian dunia.

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menyatakan, kebebasan beragama adalah salah satu hak yang paling asasi di antara hak asasi manusia. Sebab  kebebasan beragama  bersumber kepada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Atas pernyataan Yati itu pula, Gus Fahrur berharap jaminan perlindungan terhadap keamanan kaum Muslimin India dari segala diskriminasi, prasangka, dan kekerasan sistematis di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa. “Semoga umat Hinda dan Muslim di India bisa hidup berdampingan dan dapat saling membangun komunikasi untuk menjaga perdamaian,” ujarnya.

Baca Juga  Gelar Raker Pertama, LKKNU Kabupaten Malang Bidik Terciptanya Keluarga Tangguh

Seperti dilansir media online, muslimmirror.com, Rabu (12/4/2023), Yati Narsinghanand yang dikenal sebagai pendeta kuil Hindu Dasna di Ghaziabad dan anggota sayap kanan Hindu yang terkemuka di India, sudah sejak lama dikenal karena komentar-komentar anti-Islam yang dilontarkannya.

Dalam pidatonya, Narsinghanand menyerukan umat Hindu untuk mengambil sikap terhadap umat Muslim dan melakukan upaya untuk merebut Makkah, tempat yang diduga sebagai lokasi kuil Mahadev’ berada.

“Hindu Rashtra adalah sebuah impian. Kita tidak hanya akan merebut tapi juga Makkah … Sungai Gangga Mahadev mengalir dalam bentuk Zam Zam di sana,” ucap Narsinghanand dalam pidatonya.

“Jika kalian tidak merebut Makkeshwar Mandir (merujuk pada Kakbah), tidak ada kekuatan di Bumi yang bisa mengalahkan Islam,” cetus Narsinghanand kepada para pengikutnya.

Baca Juga  Cara Kurangi Risiko Penularan Nipah, Virus Berbahaya yang Jangkiti India