INDONESIAONLINE – Potensi produksi padi di Jawa Timur (Jatim) pada periode Januari-April 2024 diprediksi mengalami penurunan signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim memperkirakan penurunan mencapai 408 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau 15,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

“Total potensi produksi padi pada Januari-April 2024 diperkirakan mencapai 3,89 juta ton GKG. Ini mengalami penurunan sekitar 706,69 ribu ton GKG dibandingkan 2023 yang sebesar 4,59 juta ton GKG,” ungkap BPS Jatim dalam laporannya, Rabu (6/3/2024).

Penurunan ini dipicu oleh menyusutnya luas panen padi di Jatim. Pada Januari 2024, luas panen padi mencapai 47,13 ribu hektare. Potensi panen sepanjang Februari hingga April 2024 diperkirakan seluas 629,41 ribu hektare.

Baca Juga  Banjir Longsor Akibatkan 24 Warga Tewas, Mensos Tinjau Lokasi

“Total luas panen padi pada Januari-April 2024 diperkirakan mencapai 676,53 ribu hektare. Angka ini mengalami penurunan sekitar 126,05 ribu hektare atau 15,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” terang BPS Jatim.

Kepala BPS Jatim Zulkipli menjelaskan, data produksi padi diperoleh dari perkalian antara luas panen (bersih) dengan produktivitas. “Luas panen tanaman padi di lahan sawah harus dikoreksi dengan besaran konversi galengan,” paparnya.

Sementara itu, untuk produksi beras, BPS Jatim memperkirakan total potensi produksi pada Januari-April 2024 mencapai 2,24 juta ton. Jumlah ini turun 408,06 ribu ton atau 15,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

“Pada Januari 2024, produksi beras diperkirakan sebanyak 154,40 ribu ton. Potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2024 ialah 2,09 juta ton,” kata Zulkipli.

Baca Juga  Naik Motor Puluhan Kilometer untuk Sidak, Bupati Sanusi: Saraf Motorik Bisa Jalan Semua

Penurunan produksi padi dan beras ini dikhawatirkan akan berdampak pada ketahanan pangan di Jatim.

“Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi penurunan produksi padi ini, seperti intensifikasi pertanian, penggunaan varietas padi unggul, dan perbaikan sistem irigasi,” kata pengamat ekonomi Universitas Airlangga, Dr. M. Fachry, M.Si., saat dihubungi terpisah.

Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2024, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2024 adalah Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Jember. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kota Blitar, Kota Mojokerto, dan Kota Batu (mca/dnv).